Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Click] Terjebak di Stasiun Tanjung Priok

14 Oktober 2016   23:35 Diperbarui: 14 Oktober 2016   23:42 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Tanjung Priok jaman dulu (dok. media.rooang.com)

Ia rupanya cerdik. Ia memberiku saran bagaimana jika aku mencobai naik kereta yang sama menuju rute sebaliknya. Ide yang sangat cemerlang. Tapi bagaimana caranya?

Sebelumnya ia memberitahuku rute singkat dari sel menuju peron. Ia dan aku membicarakan siasat dengan bahasa Jawa. Aku akan menumpahkan makanan dan membuat kegaduhan. Sumi, nama pembawa makanan itu akan histeris dan mengalihkan perhatian, lalu aku akan berlari kencang.

Percayalah ide itu hanya seru di kertas. Saat ini aku begitu panik dan ingin pipis saking ketakutannya. Ada banyak petugas mengejarku dengan senapan. Aku berlari menuju gerbong kereta yang siap berangkat. Aku berlari sekuat tenaga, sebuah peluru melewatiku gagal menyentuhku. Aku terus berlari. Akhirnya aku berhasil masuk ke gerbong. Mereka masih mengejarku dan penumpang di gerbong nampak ketakutan. Tapi pemandangan di belakangku lambat laun kabur. Penumpang di kanan-kiriku juga semakin mengabur. Lalu keretaku seperti masuk ke terowongan waktu yang gelap dan semuanya serba kabur.

Aku merasa pusing dan ketika membuka mataku, aku telah berada di kereta yang kunaiki seperti sebelumnya.

Apakah aku tertidur dan bermimpi? Entahlah, jika mimpi pastinya mimpi buruk.

Rupanya K'ers lagi membuat film pendek di Ancol dipimpin bang Rahab dan diarahkan Yosh Aditya (dokpri)
Rupanya K'ers lagi membuat film pendek di Ancol dipimpin bang Rahab dan diarahkan Yosh Aditya (dokpri)
Aku turun di stasiun Ancol dan berjalan menuju Ancol. Aku berjumpa dengan Syifa, Arum, dan mba Muthiah dan Pak Isson yang asyik membuat film dokumenter bersama bang Rahab. Ada bang Yosh Aditya juga asyik mengarahkan gaya dengan toanya. Tak jauh di jembatan ada si Tamita, Pak TS, dan mba Windhu lagi asyik welfie. Mereka meledekku yang terlambat dan tidak berkirim pesan sehingga tidak bisa masuk ke adegan-adegan yang telah direkam.

Aku berkata baterai ponselku mati. Aku meminjam powerbank milik Syifa. Ya lima menit kemudian ponselku hidup. Aku siap memotret keseruan kompasianer membuat film pendek. Tapi gambar di ponselku membuatku tercenung. Itu gambar sudut-sudut bangunan stasiun Tanjung Priok dari jendela sempit di sel. Astaga jadi yang tadi itu nyata!!!

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun