Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Rose RTC] Kopi Alpukat

17 September 2016   23:27 Diperbarui: 18 September 2016   00:29 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi alpukat ( gambar shutterstock.com)

Ia langsung menghidangkan kopi harum itu kepadaku. Lantas ia menyajikan berbagai makanan. Hah banyak banget, aku memprotes. Gajiku bisa ludes malam ini.

Setelah menghidangkan makanan dan minuman yang memenuhi meja. Ia lantas duduk di hadapanku. Eh sejak kapan si pelayan, si koki dan juga si petugas kasir ini menjadi teman kencanku. Dia seolah membaca kebingunganku dan berkata dengan ceria ia yang menaktirku.

Saat itu hanya ada kami berdua. Aku menyukai masakan dan minumannya. Bahkan aku tidak peduli ia dulu kuanggap menyebalkan. Kurasa aku mulai menyukainya, tapi entah mana yang lebih kusuka, kopinya atau dirinya.

Rosa, ada sesuatu yang ingin kuberitahukan, ujarnya. Aku merasa tegang. "Kedai ini akan menghilang bulan depan. Tapi bakal muncul lagi September mendatang,"
"Apa maksudmu?"
"Aku menyukaimu, Rosa. Kembalilah ke sini September mendatang. Setelah itu jika Kau ingin, Kau bisa ikut denganku berkeliling dengan kedai ajaib ini."
Aku kesulitan mencerna kata-katanya. Ah dia karyawan yang aneh tapi dia menyukaiku. Aku ingin juga berkata aku menyukai kopinya, eh dirinya.

Esok harinya aku baru memahami maksudnya. Kedai itu lenyap. Ya, lenyap tak berbekas seolah sebelumnya memang tak pernah ada. Astaga, apakah aku diculik makhluk gaib? Tapi dua orang yang kutemui di halte berkata mereka memang melihat kedai itu hanya ada saat September. Jadi aku tidak bermimpi. Ah aku rindu kopi alpukat itu dan aku sangat rindu pada Angga, pemilik kedai ajaib itu. Jadi aku harus menunggu September lagi untuk bisa berjumpa dirinya.

***
Nb: karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Romansa September RTC

Logo rtc
Logo rtc

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun