Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Rose RTC] Kopi Alpukat

17 September 2016   23:27 Diperbarui: 18 September 2016   00:29 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mengenggam cangkirku rapat-rapat. Rasanya begitu nyaman, memandang hujan yang semakin deras dan kemudian menyesap kopi. Waktu rasanya ingin kuhentikan.

Entah sudah berapa lama aku asyik berangan-angan. Tahu-tahu cangkirku sudah kosong. Lalu pandanganku tertumbuk pada mata karyawan tersebut. Ia tersenyum tapi aku merasa senyum itu meledek, senyum kemenangan. Aku merasa kesal.

Eh dia menghampiriku. "Ada yang mau dipesan lagi? Hujan sepertinya bakal lama berhenti."

Rupanya karyawan itu bisa membaca pikiranku. "Sedang ada promo dari bank Masala. Promonya 50% kalau pembelian di atas Rp 100 ribu".

Ah dia menang 2:0. Ia lagi-lagi memberikan usulan makanan tanpa kuminta. Ia memberitahukan saat ini ada bubur Tinutuan yang pasti enak dilahap saat hujan begini. Juga ada teh apel kayu manis hangat yang membuat moodku membaik.

Buburnya membuatku hangat. Teh apel aroma kayu manis membuat aku tersenyum.

Sudah jam delapan lewat. Hujan sudah berhenti. Ketika aku menanyakan jumlah yang harus kubayar, aku terkejut karena tidak sampai Rp 50 ribu.

Lalu untuk membalas terima kasih karena hidangan yang enak, aku titip salam ke si koki. Kali ini wajahnya memerah. "Kokinya itu aku". Kedai dan karyawan yang aneh.

Hujan terus membayangi September. Tapi tak apa-apa aku jadi punya alasan mampir ke kedai kopi itu. Aku jatuh cinta dengan kopi alpukatnya. Dan diam-diam ada perasaan seolah aku ingin bertemu dengan karyawan yang senyumnya menyebalkan itu.

Ia selalu memberikan menu yang berbeda ketika aku singgah tapi tetap dengan kopi alpukat.

Hari itu penghujung akhir September. Aku gajian. Ingin kusenangkan hatiku dengan menyantap sesuatu yang nikmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun