Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Asmara di Tengah Bencana: Sandiwara Radio dengan Sisipan Edukasi Siaga Bencana

23 Agustus 2016   08:52 Diperbarui: 20 Juni 2017   17:07 1504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ivone Rose, Ajeng, dan Nanang pengisi suara Asmara di Tengah Bencana memperagakan sebuah adegan (dokpri)

Sandiwara radio dulu begitu populer, bahkan masa kecil saya dipenuhi kegembiraan mendengarkan berbagai  cerita di sandiwara radio dari Saur Sepuh, Misteri Gunung Merapi, Tutur Tinular dan Sanggar Cerita Anak-anak. Ketika Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis sosialisasi dan edukasi tentang bencana dalam rupa sandiwara radio, saya pun turut menyambut gembira.

Sandiwara radio asyik dinikmati karena bisa membuat pendengarnya berimajinasi dan Puspa kecil pun dulu berangan-angan menjadi jago pedang ala Mantili hehehe. Sandiwara radio juga bisa dinikmati sambil mengerjakan berbagai aktivitas. Dulu sambil menyimak Saur Sepuh, nenek asyik memasak, ibu menata pakaian, sedangkan saya dan kakak berpura-pura menjadi Brama Kumbara dan Mantili atau menghabiskan kue marie yang dicocol dengan sirup frambozen buatan sendiri. Oleh karena  ceritanya yang berkesan hingga saat ini saya juga bisa mengingat berbagai adegan di serial sandiwara radio tersebut. 

Meski jaman sudah modern dan ada beragam hiburan, masih banyak masyarakat yang mendengarkan radio. Suami gemar menyalakan radio selama berangkat dan pulang kerja, sedangkan saya suka mendengarkan radio tentang ulasan film bersama CinemaniaID tiap Jumat petang dan program khusus musik rock tiap Jumat malam. Intinya hingga saat ini radio masih eksis.

Saya sependapat dengan BNPB yang berupaya menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat tentang bencana dengan beragam lini. Mulai dari informasi terkini di website dan media sosial, berkunjung ke sekolah-sekolah, serta memadukannya dengan beragam acara budaya dan kesenian seperti pagelaran wayang kulit.

Indonesia dekat dengan bencana alam, oleh karenanya warga harus siaga (dok. presentasi BNPB)
Indonesia dekat dengan bencana alam, oleh karenanya warga harus siaga (dok. presentasi BNPB)
Sejak bencana alam berupa tsunami Aceh dan letusan gunung Merapi di Yogyakarta, kesadaran masyarakat akan bencana alam mulai meningkat. Namun, pengetahuan tentang bencana alam dari perlindungan, deteksi dini, hingga apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana alam serta jalur evakuasinya perlu dilakukan secara kontinyu agar mereka paham dan faham pada saat praktiknya.

Indonesia memang tak bisa lepas dari bencana alam oleh karena Indonesia dikelilingi gunung berapi atau ring of fire. Selain bencana alam berupa gempa, erupsi dan tsunami, Indonesia juga berisiko terhadap angin topan, banjir, kekeringan, gelombang panas, dan tanah longsor.

Berbagai gunung api di Indonesia yang tersaji di Museum Gunungapi Merapi (dok.pribadi)
Berbagai gunung api di Indonesia yang tersaji di Museum Gunungapi Merapi (dok.pribadi)
Saya sendiri besar di daerah yang dikelilingi gunung berapi. Ada Bromo yang akhir-akhir ini mulai aktif, Semeru yang mengeluarkan lava pijar Februari silam, Arjuno dan Welirang yang bisa sewaktu-waktu aktif, juga gunung Kelud yang telah beberapa kali meletus. Saya masih kecil waktu gunung Kelud meletus selama 45 hari, gempanya begitu terada di kota Malang dan hujan debunya lumayan tebal. Begitu juga ketika Semeru mulai menunjukkan aktivitas, setiap pagi dan sore halaman terselimuti dengan debu tebal.

Pengalaman tak terlupakan ketika saya hendak melangsungkan pernikahan, gunung Bromo aktif dan berstatus awas sehingga bandara di Malang ditutup. Aktivitas sebelum pernikahan pun dipangkas karena waktu terbuang dengan harus mendarat ke Surabaya. Teman-teman kantor pun banyak yang batal datang karena merasa ribet jika harus mendarat ke Surabaya dan melanjutkan perjalanan dengan bus. Jika dulu kesal setengah mati gara-gara kejadian tersebut, tapi saat ini saya malah tertawa geli jika mengingatnya.

Hingga saat ini kawasan Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Blitar dan Kediri memang berisiko terkena gempa dan erupsi gunung berapi. Sayangnya tidak semua warga memiliki pengetahuan yang cukup tentang mitigasi bencana. Yang umum diketahui hanya keluar menuju tanah lapang atau berlindung di bawah meja saat terjadi gempa. Tapi apa saja barang yang perlu diselamatkan atau dilindungi agar tidak berisiko hilang atau rusak saat terjadi bencana, perlunya asuransi bencana alam, juga jalur evakuasi tidak banyak diketahui.

Pengetahuan komplet tentang siaga bencana dari gunung berapi malah saya dapatkan ketika singgah ke Museum Gunung Api Merapi di Kaliurang. Di sini informasi tentang gunung berapi dan dampaknya dikemas dengan apik sehingga ada banyak keluarga yang membawa anak-anak ke sini. Saya rasa keberadaan museum ini bisa ditiru oleh kota lain untuk sosialisasi dan edukasi tentang bencana alam. Selain itu bencana alam sebenarnya bukan hanya gempa bumi dan erupsi, melainkan juga tanah longsor, banjir, angin puting beliung, dan sebagainya, sehingga keberadaa musem bencana alam bisa disesuaikan dengan bencana alam yang kerap melanda daerah tersebut.

Koleksi yang lengkap tentang segala hal tentang gunung berapi di Museum Gunungapi Merapi (dok. pribadi)
Koleksi yang lengkap tentang segala hal tentang gunung berapi di Museum Gunungapi Merapi (dok. pribadi)
Oleh karenanya pilihan BNPB untuk menyiarkan Sandiwara radio di 20 kota yang rawan bencana seperti Malang  Blitar, Yogyakarta, Bantul, Sukabumi, dan Subang saya rasa tepat agar masyarakat bisa mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi bencana alam.

Ketika saya melihat nama radio di Malang yang ditunjuk untuk memutarnya yaitu Senaputra FM, saya tersenyum. Radio ini khas anak muda karena sering memutar lagu-lagu rock, bahkan dari radio ini saya mengenal lagu-lagu rock ala black metal dan nu metal hehehe. Senaputra FM juga rajin menayangkan berita sepakbola khususnya tim Arema sehingga segmen pendengarnya cukup luas.

Dari hasil menyimak media sosial dan website Senaputra saya melihat radio ini gencar mempromosikan sandiwara radio milik BNPB yang berjudul Asmara di Tengah Bencana. Untuk warga Malang, Sandiwara radio ini bisa dinikmati via radio Senaputra atau streaming setiap Kamis pukul 19.00-19.30 WIB.

Lebih Kenal dengan Sandiwara Radio Asmara di Tengah Bencana

Saat membaca pengumuman nangkring Siaga Bencana Melalui Media Sandiwara Radio, saya bertanya-tanya apakah acara nangkring ini dipicu oleh film Bangkit yang baru-baru ini diputar di bioskop. Film Bangkit yang dibintangi Vino G. Bastian membahas tentang banjir dan gempa di Jakarta dimana dalam film tersebut terlihat seperti gagap mitigasi bencana. Namun, rupanya ide membuat sandiwara radio agar masyarakat sigap bencana ini sudah direncanakan cukup lama, sehingga acara nangkring 18 Agustus di hotel Dafam Teraskita kemarin sekaligus merupakan launchingsandiwara radio Asmara di Tengah Bencana (ADB). Sandiwara radionya sendiri sudah bisa diperdengarkan sejak Kamis silam (18/8) di 20 radio.

Poster Asmara di Tengah Bencana yang bisa dinikmati di 20 radio (dok. pribadi)
Poster Asmara di Tengah Bencana yang bisa dinikmati di 20 radio (dok. pribadi)
Pada acara nangkring dengan MC Yosh Aditya dan moderator Lastboy Tahara, para narasumber terdiri atas Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Executive Producer Radio El Shinta Ahmad Zaini, sutradara ADB Haryoko, dan penulis naskah S. Tidjab, yang beken dengan karyanya Tutur Tinular dan Mahkota Mayangkara. Juga hadir para pengisi suara dan kru sandiwara radio, di antaranya Ivone Rose yang beken sebagai pengisi suara Laksmini di Saur Sepuh, Ajeng Atmakusumah, Nanang Kasila, dan penata suara Indra Mahendra.

(Ki-ka) Sutradara Haryoko, Penulis naskah S.Tidjab, Kapusdatin BNPB Sutopo,EP El Shinta Ahmad Zaini dan moderator Lastboy (dokpri)
(Ki-ka) Sutradara Haryoko, Penulis naskah S.Tidjab, Kapusdatin BNPB Sutopo,EP El Shinta Ahmad Zaini dan moderator Lastboy (dokpri)
Tugas BNPB salah satunya adalah memberikan pedoman dan pengarahan terhadap upaya penanggulangan bencana yang meliputi pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara. Untuk itu BNPB terus berupaya menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat akan siaga bencana secara kontinyu dan mencakup segenap segmen masyarakat.

Alasan memilih sandiwara radio selain BNPB ingin tampil beda, juga agar masyarakat mudah menyerapnya, jelas Sutopo. Untuk itu pesan-pesan dalam penanggulangan bencana ini dibungkus dengan kisah heroisme dan romansa agar masyarakat tertarik.

Proses Produksi Asmara di Tengah Bencana (dok.video BNPB)
Proses Produksi Asmara di Tengah Bencana (dok.video BNPB)
Indonesia memang dekat dengan bencana alam. Hingga saat ini 153 kabupaten/kota di Indonesia berada di zona bahaya tinggi dimana wilayah tersebut dihuni sekitar 60,9 juta penduduk. Sedangkan 232 kabupaten/kota masuk di zona bahaya sedang dimana dihuni sekitar 142,1 juta jiwa. Indonesia juga rawan tsunami, dimana terjadi 173 kejadian pada rentang tahun 1629-2014. Untuk gunung berapi, ada 13% gunung berapi di dunia berada di Indonesia atau  sebanyak 127 gunung berapi.  Letusan gunung berapi yang terkenal akan kedahsyatannya salah satunya gunung Tambora yang berimbas hingga ke Eropa dan Kanada pada tahun 1816.

Ivone Rose, Ajeng, dan Nanang pengisi suara Asmara di Tengah Bencana memperagakan sebuah adegan (dokpri)
Ivone Rose, Ajeng, dan Nanang pengisi suara Asmara di Tengah Bencana memperagakan sebuah adegan (dokpri)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan BNPB,pengetahuan bencana di kalangan masyarakat meningkat, ujar Sutopo, namun pengetahuan ini belum menjadi sikap, perilaku, dan budaya di masyarakat. Salah satu buktinya yaitu banyak masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, misal di rumah dibangun di atas tebing dan lereng perbukitan yang rawan longsor. Alat deteksi tsunami juga banyak yang hilang dicuri, paparnya.

Untuk itu ia menjalin komunikasi dengan wartawan untuk mengedukasi masyarakat agar tanggap bencana, menyediakan media center di Posko Tanggap Darurat Bencana, selalu memutakhirkan informasi di lini media sosial dan website, meluncurkan buku pedoman sekolah aman dari bencana, dan melakukan sosialisasi dan edukasi di acara informal lewat acara budaya dan seni. Setiap tindakan kesiapsiagaan bencana menurut Sutopo akan mengurangi kerugian akibat dampak bencana, setiap 1 dollar yang diivestasikan untuk tindakan sosialisasi dan edukasi bencana bisa mengurangi kerugian akibat bencana sekitar 7 dollar di Jepang, tuturnya.

Kapusdatin Sutopo bersemangat memaparkan proses siaga bencana hingga pemulihan terdampak bencana (dokpri)
Kapusdatin Sutopo bersemangat memaparkan proses siaga bencana hingga pemulihan terdampak bencana (dokpri)
Sandiwara radio Asmara di Tengah Bencana merupakan proyek kesekian bersama pekerja seni. Sebelumnya BNPB juga memiliki proyek film bertema bencana seperti Pesan dari Samudra, Nyanyian Musim Hujan, Memoles Rupa Tambora, Manabung Asa pada Sinabung, dan Nias Menyambung Nafas.

Alasan lainnya memilih sosialisasi dan edukasi via bencana alam via sandiwara radio karena media radio yang murah meriah dan bisa membuat pendengarnya berimajinasi. Berbeda dengan film di televisi, sandiwara radio mengandalkan kekuatan suara, dialog, musik, efek suara agar pendengar bisa membayangkan para tokohnya dan jalan ceritanya, papar Ahmad Zaini.

Sandiwara radio di daerah-daerah juga memiliki basis pendengar yang luas dan loyal. Agar sandiwara radio ini sukses selain jalan cerita yang apik juga perlu strategi dalam memilih stasiun radio yang kiranya memiliki  basis pendengar yang loyal, daya siar yang jelas, dan jam siar yang kiranya pas. Ahmad Zaini menilai pemilihan lokasi pemutaran sandiwara radio di daerah-daerah yang rawan bencana cukup tepat.

Ahmad Zaini, ex. producer Radio El Shinta optimis sandiwara radio masih memiliki banyak peminat di berbagai daerah (dokpri)
Ahmad Zaini, ex. producer Radio El Shinta optimis sandiwara radio masih memiliki banyak peminat di berbagai daerah (dokpri)
Haryoko, sutradara ADB berpendapat untuk membuat sandiwara radio saat ini lebih mudah dibandingkan dulu, sehingga ia tak menemui hambatan berarti, kecuali masalah pemain yang saat ini memang kurang adanya regenerasi. Saat ini secara teknis makin mudah karena efek suara mudah didapat. “Jaman dulu suara kuda bikin sendiri,”  kisahnya.

S. Tidjab, penulis naskah ADB, berujar sandiwara radio ini akan terdiri dari 50 episode dimana durasinya berkisar sekitar 30 menit. Agar pendengar tertarik dan tidak merasa ‘dicekokin’ dengan edukasi siaga bencana maka ia menyusun cerita yang menarik dan dramatis pada 30 episode awal, sisanya baru disisipkan pesan edukasi tersebut.

S. Tidjab membocorkan sedikit alur cerita Asmara di Tengah Bencana. Uppss jadi bikin penasaran K'ers (dokpri)
S. Tidjab membocorkan sedikit alur cerita Asmara di Tengah Bencana. Uppss jadi bikin penasaran K'ers (dokpri)
Lantas seperti apakah kira-kira kisah Asmara di Tengah Bencana? Seperti judulnya, sandiwara radio ini berkisah tentang roman berlatar letusan gunung Merapi pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyoto Kusumo.  Adalah Jatmiko dan Setianingsih, dua insan yang menjalin kasih namun menemui penghalang berupa perbedaan status. Jatmiko merupakan putera Pangeran Tumenggung Jaya Lopo, sedangkan Setianingsih hanya putri kepala desa. Romansa mereka semakin pelik ketika gunung Merapi mulai beraktivitas.

Dulu gunung Merapi berkesan mistis seperti yang dikisahkan pada Museum Gunungapi Merapi (dokpri)
Dulu gunung Merapi berkesan mistis seperti yang dikisahkan pada Museum Gunungapi Merapi (dokpri)
Duh awan panas erupsi Merapi bikin dag dig dug. Mungkin seperti itulah perasaan yang dialami Jatmiko dan Setyaningsih pada situasi dalam ADB (dokpri)
Duh awan panas erupsi Merapi bikin dag dig dug. Mungkin seperti itulah perasaan yang dialami Jatmiko dan Setyaningsih pada situasi dalam ADB (dokpri)
ADB bukan hanya tentang romansa, ada kisah heroik dan pesan-pesan moral di dalamnya. Saat ini ADB baru bisa dinikmati di 18 radio di berbagai daerah dan dua radio komunitas. Berikut daftar radio yang memutarnya:
  • GE FM 93.8Mhz Madiun, pukul 19.10-19.40
  • Senaputra FM 04,1MHz Malang, pukul 19.00-19.30
  • Gema Surya FM 94,2 Mhz Ponorogo, pukul 19.00-19.30
  • Soka FM 102,1Mhz Jember, pukul 19.00-19.30
  • SPS FM 96,6Mhz Salatiga, pukul 19.00-19.30
  • Studio 99 FM 95,5 Mhz Purbalingga pukul 16.30-17.00
  • CJDW FM 107 Mhz Boyolali, pukul 19.30-20.00
  • Radio H FM 89,6Mhz Karanganyar, pukul 19.00-19.30
  • Merapi Indah FM 104,9Mhz Magelang, pukul 19.00-19.30.
  • EMC FM 97,8Mhz Yogyakarta, pukul 19.00-19.30
  • Persatuan FM 107,2Mhz Bantul, pukul 19.00-19.30
  • Gamma FM 106,5,Mhz Majalengka, pukul 16.00-16.30
  • Fortuna FM 90,7FM Sukabumi, pukul 19.00-19.30
  • Aditya FM 91,5Mhz Subang, pukul 19.00-19.30
  • Thomson FM 99,6Mhz Bandung, pukul 19.00-19.30
  • Elpass FM 103,6Mhz Bogor, pukul 19.00-19.30
  • HOT FM 88,2Mhz Serang, pukul 19.00-19.30
  • GenJ FM 95,7Mhz Rangkasbitung, pukul 19.00-19.30
  • Radio Komunitas Kelud Fam 88,4Mhz Kediri, , pukul 19.00-19.30
  • Radio Komunitas Lintas Merapi FM 107,9 Mhz Klaten, , pukul 19.00-19.30

Selamat mendengarkan:)

Seperti biasa, foto keluarga dulu saat nangkring (dokpri)
Seperti biasa, foto keluarga dulu saat nangkring (dokpri)
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun