Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tergiur Mencicipi Perjalanan Laut Bersama Pelni

30 Juni 2016   12:56 Diperbarui: 1 Juli 2016   03:33 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yang ini untuk kelas ekonomi, cocoknya sih ramai-ramai (dokpri)

Nenek moyangku seorang pelaut. Sebagai masyarakat yang tinggal di negeri kepulauan, rasanya kurang mantap jika jarang merasakan perjalanan via lautan. Saat ini perjalanan via lautan baru saya lakukan dengan feri. Paling banter tujuh jam perjalanan waktu ke Karimunjawa, itupun rute pendek. Saya jadi tergiur untuk berpetualang berkeliling negeri dengan lautan setelah berkeliling fasilitas Pelni yaitu Kapal Kelud bersama komunitas Click Kompasiana, Selasa (28/6 yang sedang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok.

Wah cakep banget kapalnya, saya spontan memuji kapal Pelni yang mulai merapat dan kemudian menurunkan penumpang di dermaga Tanjung Priok. Perjalanan dengan kapal laut baru seputar Jawa dan Nusa Tenggara yang pernah saya lakukan itupun termasuk rute pendek dan kapalnya tidak begitu besar. Jadi ketika melihat kapal Pelni ini saya terkagum-kagum dan penasaran apa saja fasilitasnya, terutama fasilitas menginapnya.  Kompasianer Emanuael Pratomo juga terkagum-kagum, ia berkata seolah-olah melihat Titanic hehehe.

Indonesia itu dianugerahi perairan yang begitu luas, sehingga rasanya saya ikut sedih apabila generasi mudanya kurang diperkenalkan dengan transportasi laut. Meskipun saya tidak pandai berenang, tapi saya suka menjelajah perairan. Oleh karenanya setelah berkeliling kapal Pelni ini saya langsung berencana tahun ini mengagendakan perjalanan via lautan. Mungkin rute yang tidak terlalu jauh dulu, seperti Batam atau ke Sulawesi. Hemmm perlu nabung dulu nih sekaligus mengecek jadwal perjalanan.

Kompasianer termasuk saya yang belum pernah naik Pelni pun terkagum-kagum (dokpri)
Kompasianer termasuk saya yang belum pernah naik Pelni pun terkagum-kagum (dokpri)
Aktivitas berkeliling kapal Kelud ini kami lakukan setelah buka bersama di ruang tunggu penumpang Pelni. Sebelumnya kami menjelajahi Stasiun Tanjung Priok yang baru kembali aktif pada Desember 2015 silam setelah sempat vakum. Ada masing-masing enam kali pemberangkatan dari Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Tanjung Priok. Untuk  catatan selama mengobrol dengan bapak-bapak petugas Stasiun Tanjung Priok, akan saya kupas di artikel selanjutnya.

Pada acara kali ini Pelni punya hajat bersama Telkom mengadakan MoU tentang fasilitas Wifi di kapal Pelni. Dengan membeli paket yang terjangkau, maka tiap penumpang bisa mengakses fasilitas Wifi ini dimana saja, baik di dek, di restorasi, atau sambil menikmati home theatre. Saat ini baru ada empat kapal yang telah memiliki fasilitas Wifi.

Setelah seremonial tersebut, barulah kami puas menjelajah kapal. Dimulai dari mana ya? Yuk intip fasilitas beristirahat terlebih dahulu.  Di Pelni yang kami singgahi, ada beberapa kelas. Yaitu, kelas 1A, 1 B, 2A, 2B, dan kelas ekonomi.  

Kamar Kelas 1A KM Kelud (dokpri)
Kamar Kelas 1A KM Kelud (dokpri)
Yang ini untuk kelas ekonomi, cocoknya sih ramai-ramai (dokpri)
Yang ini untuk kelas ekonomi, cocoknya sih ramai-ramai (dokpri)
Wah fasilitas kamar kelas 1 nya menggiurkan. Untuk 1 A ada dua bed dan untuk 1 B terdiri atas 4 bed dengan kamar mandi, lemari, dan televisi. Seperti kamar di hotel tapi versi mungil. Sedangkan untuk ekonominya seperti barak, dengan kasur berjajar. Kalau rame-rame sih seru. Tapi misalkan sendirian, maka lebih baik pilih yang di baris terluar agar lebih aman, tapi ada CCTV-nya juga sih.

Salon bisa untuk pertemuan atau ulang tahun perusahaan (dokpri)
Salon bisa untuk pertemuan atau ulang tahun perusahaan (dokpri)
Sebelum berkeliling kamar, kami juga diajak menuju salon yang bisa dipakai untuk pertemuan seperti rapat atau untuk gathering. Juga ada fasilitas jogging track dan area bermain anak-anak di ruangan lainnya.

Tentang keamanan, di sini ada berbagai sekoci dari ukuran kecil untuk 25 penumpang, hingga yang besar yang mampu menampung sekitar 150 penumpang. Juga ada pelampung yang mudah diakses penumpang.

Sekoci untuk 150 penumpang (dokpri)
Sekoci untuk 150 penumpang (dokpri)
Kompasianer Arum Sato nampak terpesona mendengar penjelasan mualim keselamatan (dokpri)
Kompasianer Arum Sato nampak terpesona mendengar penjelasan mualim keselamatan (dokpri)
Kami juga bertemu nahkoda yang begitu halus berbicaranya dan berpengalaman, Pak Nursyamsi . Sudah lebih dari 20 tahun ia berlayar dan pernah menjadi nahkoda kapal Senegal. Pengalamannya berlayar ditekuninya sejak lulus dari Universitas Hasanuddin, dengan menimba ilmu hingga ke mancanegara. Ia bercerita selama hidupnya, baru dua kali ia merayakan lebaran bersama keluarga di rumah setelah ia menjadi pelaut.

Menjadi nahkoda harus dimulai dari bawah dulu dan belajar macam-macam. Kalau melihat dari peralatan bekerjanya sih memang nampak rumit.  Para kompasianer tak menyia-nyiakan kesempatan berfoto ala nahkoda hehehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun