Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bagaimana Koperasi Bisa Bersaing di Era MEA?

27 Juni 2016   12:56 Diperbarui: 27 Juni 2016   13:15 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan amanat UUD 1945 dan UU koperasi perlu adanya pendekatan keberpihakan dan pengembangan kemandirian oleh pemerintah. Jika barang mentah sudah mahal, bagaimana koperasi bisa bersaing dengan produk dari luar, ujarnya. Untuk itu pemerintah masih perlu menerapkan kebijakan yang berpihak pada pasar, seperti bahan mentah dan sewa tempat yang lebih terjangkau. Bentuk pendekatan keberpihakan juga bisa berupa kesempatan berusaha, dukungan peningkatan ketrampilan, serta perlindungan usaha terutama bagi koperasi dan UMKM yang berkembang di antara masyarakat berpendapatan rendah.

Agar Koperasi dan UMKM naik kelas maka strategi yang disarankan berupa peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran seperti perluasan pasar dan akses ke sumber daya produktif; penguatan kelembagaan usaha melalui modernisasi usaha; peningkatan kapasitas dan perlindungan usaha melalui kebijakan dan insentif; peningkatan kualitas SDM; dan peningkatan pembiayaan serta perluasan skema dan pembiayaan.

Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM Choirul Djamhari menyarankan agar koperasi bersikap ofensif, menyerang. "Jangan hanya defensif, tapi juga ofensif untuk memasarkan produk," sarannya.

[caption caption="Chairul Djamhari meminta koperasi juga ofensif (dokpri)"]

[/caption]Permasalahan koperasi dan UMKM saat ini umumnya di antara keterbatasan modal, inflasi, pajak, juga ada masalah infrastruktur. Untuk itu perlu mengkombinasikan strategi defensif dan ofensif ke depannya. Strategi defensif di antaranya mempertahankan pasar domestik, mensosialiasikan gerakan aku cinta Indonesia, dan mengusahakan HAKI bagi produk KUMKM. Sedangkan strategi ofensif di antaranya penetrasi pasar baru dan menciptakan iklim investasi yang menarik bagi investor.

Selain itu ia menekankan perlunya mengkoperasikan koperasi. Puluhan tahun menjadi koperasi semakin ke sini koperasi seakan mengabaikan identitasnya sebagai koperasi, seperti sebagai organisasi yang menjunjung tinggi RAT dan sebagai usaha yang bersedia bekerja sama antar koperasi. Koperasi saat ini lebih suka soliter daripada bekerja bersama-sama dengan koperasi lainnya. Untuk itu ia sekali lagi berpesan agar koperasi memahami identitas dan prinsip-prinsip koperasi yaitu keanggotaan sukarela dan terbuka, partisipasi ekonomi anggota, otonom dan independen.

Ketua Harian Dewan Koperasi Indonesia Agung Sudjatmoko mempertanyakan apakah koperasi sendiri bisa berubah. "Mau tidak koperasi berubah menanggapi dinamika?", tuturnya.

Koperasi saat ini harus berubah karena tantangannya telah berbeda. Dalam realitanya koperasi saat ini masih jauh untuk bisa tune in dengan dinamika saat ini.

Lima hal penting yang perlu diperhatikan dalam revitalisasi koperasi menurut Pak Agung yaitu fokus ke bisnis tertentu, jangan terlalu banyak: konsolidasi bisnis dan sosial baik internal maupun antar koperasi; modernisasi manajemen misal berbasis TI; multistrategi sebagai badan usaha termasuk pengelolaan modal yang profesional dan peningkatan kompetensi SDM; revitalisasi dengan membawa semangat perubahan di koperasinya.

[caption caption="Jimmy Gani dan Agung Sudjatmoko (dokpri)"]

[/caption]Executive Director & CEO IPMI International Business School Jimmy M. Gani menekankan perlunya mempertahankan dan meningkatkan daya saing koperasi. Mau tidak mau koperasi harus siap berubah dan mengikuti dinamika.

Koperasi sama seperti pelaku usaha lainnya tetap bisa unggul dengan memperhatikan peluang yang ada dan menggunakan teknologi. Ia mencontohkan sebuah koperasi bunga di Belanda yang menggunakan TI untuk proses pelelangan juga mengatur operasional lainnya. Koperasi tersebut pun terus berkembang dan produknya berupa bunga mampu menjangkau berbagai negara.

Jimmy juga menjelaskan konsep ekonomi berbagi yang sekarang tumbuh dan menjadi fenomena dimana sebenarnya unit usaha tersebut tidak memiliki resource tapi menggandeng partner sebagai resource tersebut. Contoh ekonomi berbagi yaitu Airbnb, Uber, dan Go-Jek. Koperasi bisa tumbuh besar dengan salah satunya menerapkan konsep mau bekerja sama dengan koperasi lainnya, tidak tumbuh sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun