Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kompasianer Penggila Kuliner Ulik Sajian Istana

14 Desember 2015   10:30 Diperbarui: 14 Desember 2015   18:45 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selanjutnya, ada kentang goreng, roti bundar mungil, sejenis martabak, sate daging, dan urap-urap juga ada es buah. Mohon maaf jika ada yang terlewat dan salah menyebut nama masakan.

Untuk santap pertama saya mencobai sop buntut, sedikit nasi, satu potong martabak bayam, dan sebuah udang gulung. Saya sengaja ambil porsi kecil karena ingin mencicipi makanan selanjutnya.

Dari santapan pertama itu yang paling juara adalah sop buntutnya. Penampakan sop buntutnya agak berbeda dengan yang biasa saya santap. Lebih bening, ada irisan tomat merah dan daging bergajih, dan lebih kemerahan. Bisa ditambahkan jeruk nipis agar rasanya lebih segar.

Oleh karena sedang batuk, makanan ini sangat pas di tenggorokan. Kuahnya kontan menghangatkan tenggorokan. Dagingnya yang sedikit berlemak mudah digigit sehingga seperti meluncur di tenggorokan. Mantap.

Berikutnya baru martabak yang di dalamnya seperti menimbun sayuran hijau. Dugaan saya tepat, sayuran itu adalah bayam.

Martabaknya beda dengan martabak ala Indonesia. Martabak bayam ini menggunakan cita rasa ala India. Kurang cocok untuk lidah saya, tapi bu Ngesti menyukainya.

Begitu juga dengan udang gulung tepungnya. Ada sentuhan bumbu India. Saya terpaksa ambil isiannya saja karena lidah saya Indonesia banget. Sedangkan nasinya mirip dengan nasi ketan. Untuk ronde pertama, sop buntut juaranya. Saya memberi nilai 8,5/10.

Drenggg...ronde berikutnya. Saya agak malu maju lagi ke meja prasmanan. Tidak banyak yang lanjut ronde kedua. Berhubung teman satu meja masih sibuk dengan sajian di piring, saya rasa tak masalah untuk meneruskan misi saya memuaskan rasa penasaran akan santapan istana.

Saya ambil dua batang kentang goreng, sekerat roti mungil, seporsi mungil martabak, setusuk sate daging dan sesendok urap-urap. Sebenarnya mau ambil es buah, tapi karena sedang batuk akhirnya saya batalkan.

Ronde kedua pun dimulai. Kentang gorengnya biasa, martabaknya yang tipis agak kenyal tetap bernuansa India, urap-urapnya segar dan roti mungilnya yang tawar aroma raginya cukup kuat.

Sedangkan sate dagingnya wah enak banget. Dagingnya tidak alot, bisa diambil dengan bantuan garpu dan sendok jika enggan dimakan langsung dengan tusuknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun