Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber 3] Ben, Mahaguru Jati dan Jempol

26 November 2015   11:52 Diperbarui: 26 November 2015   12:05 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ya gitulah Nyak. Intinya jempol setan itu yang bikin hidup Beni jadi kayak gini-gini aja..."

 ---

Beni lalu menutupi kekecewaannya dengan bergegas merapikan meja makan dan mencuci piring. Ia mau menangis respon emaknya datar-datar aja. Cerpen itu sudah dikarangnya dengan sepenuh hati. Rasa sakitnya melihat respon emaknya seperti ketika melihat foto-fotonya di fesbuk yang paling banter dapat like dua biji. Atau lomba-lomba yang gagal menjadikannya pemenang gara-gara ia hanya mendulang like 1-2 biji. Videonya di youtube yang dibuatnya dengan meminjam hp sobatnga pun hanya ditonton segelintir orang dan tak ada like satupun. Eh malah ada yang memberinya jempol ke bawah huuhuuuu sedihnya. Itulah yang membuat hidupnya tak maju jalan.

Ane benci like..ane benci mereka yang me-like..ane benci tren like...ane pengin musnahkan jempol...Hidup ane bakal lebih tentram tanpa jempol setan sialan itu!!!

Beni tahu bagaimana sensasinya mendapat like pertama kali. Rasanya seperti mendapat bonus satu kali gaji...wow banget. Setiap dapat jempol, Beni merasa berbunga-bunga. Sebaliknya ketika ia update status dan unggah foto dan tak ada jempol satupun rasanya ia jadi manusia paling menderita sedunia. Setiap jam tak ada perubahan, tak ada komentar ataupun jempol, ia makin frustasi. Ia serasa jadi manusia tak eksis. Hancurkan..like..hancurkan jempol setan!!!

Ia iri pada Ipin yang gampang dapat jempol dari kawan-kawannya. Ngomong apa sedikit kayak baru makan nasi semur jengkol eh tak lama sudah belasan jempol yang nangkring. Foto cuma jempol doang sudah lebih dari 20 yang ngasih like. Ini tidak adil mengapa statusku yang sudah kupikir masak-masak sehari semalam malah tak berjempol sama sekali. Jempol setan ini sudah berlaku semena-mena, benar-benar tak adil padaku. Beni makin nelangsa sekaligus marah.

 ---

Pertemuan dengan Sang Mahaguru Jati

Menjadi penjaga rental warnet shift malam bagi Beni adalah pekerjaan terbaik yang pernah ia dapat. Cuma jaga, bisa internetan sepuasnya,dan juga bisa mendatangkan inspirasi. Cuma setelah jempol setan ini beraksi di hampir semua lini ia mulai tak nyaman berinternet. Dulu cuma di pesbuk dan kempesianu jempol setan merajalela. Eh kini hampir di setiap lini jempol setan berkeliaran. Di situs berita juga mulai merajalela. Berita-berita tak penting jadi trending topic gara-gara jempol sialan ini.

Di hadapannya sudah ada dua remaja perempuan yang akan membayar rental internet. “Ka, fotoku yang lagi makan-makan di mal itu sudah 50-an yang ngasih jempol”. Perempuan berambut cepak itu dengan bangga bercerita ke temannya. “Lu memang sudah kayak selebriti May, foto-foto Lu pasti banyak yang ngasih jempol. Bentar lagi Lu jadi selebgram dan bakal kaya May..”

“Nih kembaliannya Mbak!” Beni tak tahan mendengar pembicaraan dua remaja tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun