Nyak membaca naskah Beni satu-persatu dengan mata melotot. Matanya sudah tak awas lagi. Beni menyembunyikan rasa gugupnya melihat karya maestronya dibaca dengan menambah nasi dan semur jengkol lagi. Eh sudah ludes isi piringnya, emaknya tak kunjung selesai membaca.
Si Ipin yang heran melihat reaksi emaknya yang tak tertawa terpingkal-pingkal seperti dirinya dan melihat mimik Beni yang mau nelangsa memilih untuk menyingkir. Tidak tega ia melihat raut harap-harap cemas Beni. Mending nonton teve atau pesbukan sebelum berangkat kerja pukul 17.00.
---
“Nagamana Nyak...?” Beni sulit menyembunyikan rasa penasarannya.
Mpok Ipeh terlonjak lalu berselang-seling menatap wajah putranya lalu kembali membaca naskah. Ekspresinya kebingungan
“Ben, Nyak kagak ngerti ceritanya. Nyak bisa jumpalitan bacanya. Masak ada jempol setan, ada juga dukun sableng kayak Jati dan Ki Plenyun. Eh tambah lagi kisah jorok kue cucur..bah itu kan kue demenan Nyak. Lu masak juga kawin sama embek dan pacaran sama laki. Nyak kagak paham Ben..Nyak sudah tak muda, lagi ga kenal gaya anak muda sekarang. Itu ada nama Nero segala..bukannya Nero kucing kepunyaan tetangga depan rumah itu ya..yang suka buang air di halaman rumah kita?!” Mpok Ipeh berkeluh kesah seolah baru mendapat tugas berat negara.
Beni menghela nafas. Sudah hampir jantungan menunggu respon emaknya. Eh ujung-ujungnya Emak tidak memahami maksud karya maestronya. Hebat banget emaknya benar-benar PHP-in dirinya.
“Jempol setan itu apa sih Ben?!”
Beni ogah-ogahan menjawab. “Jempol setan itu yang bikin tren vote dan like di media sosial itu Nyak,”
“Laik-laik apaan, voot itu apa lagi Ben?”
Beni naik darah, duhhk susahnya menjelaskan sesuatu ke emaknya yang lebih update gosip artis ini itu dan cerita sinetron.