Dewi Puspa, 11
Drama Sore Hari
"Bwuahahaha....ini lucu banget Bang...asli..tidak kusangka Abang bisa nulis cerita kayak gini..."
Ipin mengucek-ucek matanya yang basah karena kebanyakan tertawa. Jemarinya mengaduk-aduk tumpukan kertas berisi cerpen yang dibuat Beni, berharap masih ada yang belum dibacanya.
"Baru jadi ini Bang? Ada lagi ga yang bisa kubaca?" Ipin tak sabaran dan mengaduk-aduknya lagi sehingga kertas tersebut menjadi tak teratur dan wajah Beni pun jadi kusut.
Beni merebut kertas-kertas tersebut dari aksi Ipin yang brutal. Lalu bersungut-sungut sekaligus harap-harap cemas. "Memang lucu ceritanya Pin?!”
Ipin masih belum bisa lepas dari tertawanya. Tubuhnya pun kembali bergoncang.
"Asli..asli lucu Bang...ane tidak nyangka Abang bisa nulis cerita kayak gini...lucunya dapat...cuma agak absurd dan kurang nyambung. Cerita yang terakhir itu malah tidak nyambung sama sekali. Tapi kocak banget bwuahahahaha..."
“Bang mulai sekarang kupanggil Bang Benjo atau Bang Benjol aja kali ya biar lebih gaul?” Ipin makin gencar menggoda abangnya yang dari perawakan sangat jauh berbeda dengan dirinya. Ipin tinggi besar dan wajahnya bersih. Abangnya kebalikan, kurus dekil dan hanya kaca matanya yang menyelamatkan penampilan dirinya sehingga terlihat caem dikit.