Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[KC] Putri Hujan dan Petani

2 Oktober 2015   08:33 Diperbarui: 2 Oktober 2015   11:14 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Putri Hujan masih asing akan negeri yang akan menjadi medan pekerjaannya. Ia berkeliling untuk mengetahui jenis hujan yang cocok untuk negeri tersebut.

Di negeri Khatulistiwa, pepohonan jarang tampak. Tanah di berbagai tempat retak-retak mengering. Sungai pun dangkal.

Putri Hujan melihat para petani sibuk bekerja. Pandangannya tertumbuk pada petani muda yang membajak sawah.

Pekerjaan petani tersebut belum tuntas. Kerbaunya nampak kelelahan karena tanah kering dan keras. Petani tersebut mengucapkan kata-kata lembut menenangkan kerbau tersebut sambil mengusap-usap punggungnya. Putri Hujan tersentuh.

Tidak ada awan hitam di sekelilingnya. Putri Hujan tak putus asa. Ia bisa menciptakan hujan gerimis meski perlu energi lebih.

“Gerimis..” pemuda tersebut bersorak dan memeluk kerbaunya. Kerbaunya seolah ikut bergembira dan melenguh keras.

Cukup lama Putri Hujan berjuang. Hujan gerimis masih sulit menundukkan tanah yang keras dan mengairi sungai.

***

Putri Hujan membujuk Awan Gelap Muda dan Angin Cepat untuk membantu pekerjaannya. Sambil menunggu sahabatnya tiba, Putri Hujan kembali ke kebiasaannya, melihat keseharian petani muda.

Sawah tersebut telah berhasil dibajak dan ditanami. Si pemuda merawat padinya dan bercakap-cakap seperti kepada kerbaunya. Padi yang bergoyang seolah membalas kata-katanya.

Trio tersebut bekerja menciptakan hujan deras yang bersahabat. Awan Gelap Muda telah membujuk kawanan awan hitam untuk membantunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun