"Kalau cuma dasar perpajakan bisa tanya-tanya dan belajar ke saya, tahu sendiri Dina kayak apa orangnya..." tukas Ratih yang dijawab dengan kedipan mata dan senyuman aneh oleh rekan-rekannya.Â
Dayat semakin merasa penasaran. Sepertinya Dina gadis yang bermasalah. Ya... gadis itu benar-benar membuatnya ingin tahu segalanya tentang dia.
Dayat pun memutuskan untuk membuntuti Dina diam-diam saat pulang kerja.
***
Catatan Dina
Pria baru jangkung dan berambut cepak itu merepotkanku. Untuk apa ia bertanya ini itu tentang aku. Tatapannya, meskipun sekilas juga membuatku gelisah.Â
Aku sudah nyaman dengan kondisiku saat ini. Kubangun benteng pertahananku saat ini karena itulah yang membuatku bisa bertahan dengan permasalahanku saat ini.
Aku sangat kesal mengetahui pria bernama Dayat itu mulai membuntutiku. Ia tak berhasil menyamarkan gerak-geriknya itu dari pandanganku. Aku merasa jengkel kenyamanan duniaku coba diruntuhkan olehnya.
***
Dina...wanita itu memang bermasalah. Beberapa kali aku menjumpainya di halte bus. Dengan wajah sumringah ia nampak menunggu seseorang. Tapi yang ditunggu tak kunjung tiba.
Ia sepertinya wanita yang tak menyerah. Aku diam-diam mengamatinya dari kejauhan. Ia tak bergeser dari halte hingga matahari terbenam dan malam telah merampok hari. Baru sekitar pukul 21.00 ia beranjak. Dan wajahnya berubah dari berseri-seri menjadi pucat pasi.