Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fiksi Penggemar RTC] Yang Kutunggu

10 September 2015   23:20 Diperbarui: 10 September 2015   23:44 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dina si Misterius (sumber gambar: 123rf.com"][/caption]

No 62, Dewi Puspa

[Fiksi Penggemar RTC] 

 

"Hai Dina, selamat pagi.."

Wanita muda dengan menggunakan blus putih yang dipadukan dengan blazer hijau cerah itu menyapa temannya yang telah duduk manis di kubikalnya. Rekan yang disapanya, hanya melambaikan tangan karena sibuk berbicara dengan seseorang lewat ponselnya.

"Huuh Dina selalu begitu. Cuek atau sombong sih anak itu..keluar bentar kek dari kubikalnya..ngendon di situ melulu...", omel Ratih pada Husni, rekan satu kubikalnya. 

"Ya..Kamu tahu sendiri kan anak itu agak-agak bagaimana gitu..Biarkan saja, tidak perlu diambil hati," balas Husni hati-hati agar rekannya ini tidak tersinggung.

Ratih masih gondok pada Dina. Ia wanita yang percaya diri dan tidak suka disepelekan. Ia tahu banyak rekan kerja yang berjenis kelamin adam bersikap masa bodoh pada sikap Dina yang dingin dan cuek, sebaliknya kaum hawa sering bergunjing akan kelakuannya. 

"Wanita muda cantik memang selalu mujur..coba kalau Dina tidak seperti itu..." Ratih masih berkeluh kesah yang ditanggapi Husni dengan mengangkat bahu.

Dina memang wanita yang menarik. Ia tak hanya cantik, namun juga cerdas dan cepat dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tak heran jika atasan tidak memusingkan sikap Dina yang tak terlalu bersahabat dengan rekan kerja lainnya. 

Banyak para pria lajang di perusahaan tempat Dina dan Ratih bekerja tertarik pada wanita itu. Sayangnya Dina seperti membentengi diri. Ia gadis yang tak terjangkau.

***

Di antara para pria pengagum Dina, ada pegawai baru bernama Dayat yang diam-diam juga memujanya. Ia sudah tertarik pada Dina sejak pandangan pertamanya. Sikap Dina yang dingin dan terkesan misterius membuat ia makin penasaran.

Ia beberapa kali berpapasan dengan Dina sepulang kerja. Setelah jam kerja berakhir, Dina merapikan penampilannya sehingga tetap terlihat segar dan tak kuyu. Wajahnya juga berseri-seri, lain dengan penampilannya di pagi hari atau selama jam kerja yang datar.

Ia seperti wanita yang sedang jatuh cinta dan hendak bertemu pria pujaannya, ucap Dayat dalam hati. 

Dayat sebenarnya penasaran apakah gadis itu benar-benar telah memiliki pria pujaan. Ia tepis pikiran itu cepat-cepat karena bakal membuatnya patah hati sebelum bertindak.

***

Sudah beberapa bulan Dayat bekerja di perusahaan multinasional ini. Rasa penasarannya pada Dina semakin tak terbendung. Ia ingin bertanya seputar Dina pada rekan kerja satu divisinya. Ia memutar otak agar tak terlalu kelihatan tertarik pada seniornya tersebut.

"Kalau urusan akunting dan pajak, Dina memang jagonya.." terang Johan ketika Dayat berpura-pura ingin mematangkan pengetahuannya tentang dunia perpajakan. Ia sebenarnya sudah tahu jika Dina karyawan terpercaya untuk urusan pajak.

Dayat menjelaskan sebagai staf bagian hukum ia juga perlu tahu tentang praktik perpajakan. Siapa tahu ada kasus perusahaan terkait dengan perpajakan. 

"Cuma Kamu harus tahan ego Kamu jika berhubungan dengan Dia.." Husni menimpali. Ia melanjutkan jika Dina karakter wanita yang tidak suka basa-basi dan langsung ke urusan.

"Kalau cuma dasar perpajakan bisa tanya-tanya dan belajar ke saya, tahu sendiri Dina kayak apa orangnya..." tukas Ratih yang dijawab dengan kedipan mata dan senyuman aneh oleh rekan-rekannya. 

Dayat semakin merasa penasaran. Sepertinya Dina gadis yang bermasalah. Ya... gadis itu benar-benar membuatnya ingin tahu segalanya tentang dia.

Dayat pun memutuskan untuk membuntuti Dina diam-diam saat pulang kerja.

***

Catatan Dina

Pria baru jangkung dan berambut cepak itu merepotkanku. Untuk apa ia bertanya ini itu tentang aku. Tatapannya, meskipun sekilas juga membuatku gelisah. 

Aku sudah nyaman dengan kondisiku saat ini. Kubangun benteng pertahananku saat ini karena itulah yang membuatku bisa bertahan dengan permasalahanku saat ini.

Aku sangat kesal mengetahui pria bernama Dayat itu mulai membuntutiku. Ia tak berhasil menyamarkan gerak-geriknya itu dari pandanganku. Aku merasa jengkel kenyamanan duniaku coba diruntuhkan olehnya.

***

Dina...wanita itu memang bermasalah. Beberapa kali aku menjumpainya di halte bus. Dengan wajah sumringah ia nampak menunggu seseorang. Tapi yang ditunggu tak kunjung tiba.

Ia sepertinya wanita yang tak menyerah. Aku diam-diam mengamatinya dari kejauhan. Ia tak bergeser dari halte hingga matahari terbenam dan malam telah merampok hari. Baru sekitar pukul 21.00 ia beranjak. Dan wajahnya berubah dari berseri-seri menjadi pucat pasi.

Rutinitasnya menunggu di halte bus ternyata sudah menjadi buah bibir. Dari satpam, Dayat mengetahui permasalahan Dina sebenarnya. Kekasih Dina tertabrak bus ketika menjemputnya. Motornya ringsek dan tubuhnya tak bernyawa. Sejak itu Dina berubah dan ia seolah tak bisa menerima kenyataan.

Dayat terpukul. Ia merasa kasihan dan semakin sayang pada Dina. Seandainya saja Dina mau membuka hatinya...

***

Catatan Dina

Aku tahu pria tersebut tak lama lagi akan mengetahui cerita tentang aku. Dan mungkin seperti pria-pria lainnya ia akan merasa kasihan padaku dan menganggapku gila.

Sejak peristiwa kecelakaan yang menimpa Randy, kekasihku, aku memang hancur. Kami telah bertunangan dan akan menikah. Seketika itu rencana kami berubah.

Pria bernama Dayat itu membuatku tak nyaman untuk melakukan rutinitasku menunggu. Padahal menunggu membuatku larut dalam angan-angan yang kubangun. 

Aku memang harus segera keluar dari lamunanku. Aku bersedia dengan sabar menunggu datangnya waktu saatnya aku bisa jatuh cinta lagi.

***

Dina yang merebut hatinya tidak lagi nampak beredar di kantor. Rekan kerjanya berkata, Dina telah mundur diri dan bekerja di kota asalnya.

Dayat tercenung. Gadis itu telah pergi dan sudah tiba masaku untuk memperjuangkan hatinya.

*** tamat***

 

*Karya ini orisinil dan belum pernah dipublikasikan

*Catatan: cerita ini terinspirasi dari lagu "Yang Kutunggu" karya Anggun C. Casmi

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun