Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Money

#Di Balik Secangkir Kopi Ada Senyum Petani Kopi

14 Juni 2015   23:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:03 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Limbah Kopi pun Bisa Jadi Bahan Bakar dan Pupuk Organik

Ada banyak hal menarik yang bisa dilihat dari Pabrik Nescafe di Lampung. Yang paling mengesankan adalah proses pengolahan limbahnya. Lokasi pabrik Nescafe di bagian belakang berhadapan dengan laut. Dari gedung teratas saya melihat laut yang jernih dengan pantai yang putih, tidak nampak limbah cair kotor.

Limbah yang merupakan sisa produksi terdiri atas limbah padat dan limbah cair. Limbah padat pada tahapan awal produksi digunakan sebagai tambahan bahan bakar boiler. Sedangkan limbah kopi yang cair setelah difermentasi menjadi pupuk organik. Limbah kopi cair ini dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1:1. Sedangkan limbah yang telah berubah menjadi air jernih dialirkan untuk menyirami tanaman, sehingga tidak ada limbah cair yang dibuang ke lautan.

 

Di bagian belakang pabrik Nestle terdapat kebun buah-buahan dan sayuran yang menggunakan pupuk organik berbahan kopi. Sudah banyak hasil panen dari kebun ini. Tanamannya beragam, dari aneka bunga, tanaman hias, pepaya, pare, sawi, dan pepaya.

 

Saat kami berkunjung,kami dipersilakan untuk memetik sayuran yang siap panen. Ada pare dan terung ungu yang berukuran besar. Wah saya seperti bukan di pabrik, melainkan seperti di agrowisata.

 

Bu Lucy berkisah kebun sayur dan buah-buahan ini juga banyak dikunjungi masyarakat sebagai bagian dari edukasi tentang pemanfaatan limbah sebagai pupuk organik juga bagaimana mengolah makanan sehat. Hasil kebun ini kemudian diolah menjadi menu makanan sehari-hari di kantin yang disantap seluruh karyawan. Sayuran dan buah segar yang dipetik dari kebun sendiri rasanya lebih nikmat.

 

Pengolahan limbah cair ini tidak masuk dalam biaya yang dibebankan ke konsumen sehingga konsumen hanya membayar dari produk yang mereka beli sedangkan pengolahan limbah adalah tanggung jawab dari Nescafe.

 

Antara Nescafe, Industri Hijau dan Creating Share Value

Nestle Indonesia merupakan industri yang telah masuk tahap sustain dan matang. Dalam piramida keeksisan sebuah industri, Nestle Indonesia telah berada dalam puncak piramida sehingga tidak lagi melakukan CSR (corporate social responsibilities), tapi naik kelas dengan melakukan creating share value (CSV).

Apa beda CSR dan CSV? CSR merupakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekelilingnya. Perusahaan yang melakukan CSR umumnya masih berfokus pada kepatuhan (compliance). Jika sudah patuh pada aturan seperti kode etik, aturan dan standar, maka perusahaan akan sustain dan eksis. Saat perusahaan sudah berumur panjang, maka perusahaan naik ke standar yang lebih tinggi yaitu mengajak sekelilingnya untuk tumbuh bersama, sesuai dengan makna CSV yaitu menciptakan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan di sepanjang mata rantai Nestle.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun