Kami diajak kali pertama menuju edufarm yaitu kebun percontohan seluas empat hektar yang biasa dikunjungi para petani dan wisatawan umum. Edufarm ini dimonitor oleh agronomis. Ada 1100 tanaman di sini dari lima jenis robusta, yaitu BO 409, BP936, BP939, BP42, dan SA237 dengan jarak tanam 3x2 meter. Di antara lima varian tersebut, BP939 yang pertumbuhannya tercepat.
Â
Dari edufarm ini pengunjung dapat melihat jarak tanam yang benar dan tanaman kopi yang tidak terlalu tinggi, berkisar 1,1-1,2 meter tapi bisa memiliki kuantitas hasil panen yang besar. Dengan usia tanam 1,5 tahun, tanaman ini sudah mulai berbuah. Dari tanaman satu hektar ini bisa menghasilkan 1,1 ton kopi. Panen ini dilakukan sekali setahun sekitar Mei-awal September
Selain jarak tanam, petani juga perlu rutin melakukan pemangkasan untuk mempermudah alur cabang. Penanaman yang rapi akan memudahkan untuk penyerapan cahaya Yang tak kalah penting adalah pemupukan.
Pemupukan untuk tanaman kopi dilakukan saat di awal dan akhir musim hujan untuk membantu penyerapan. Pupuk yang digunakan ada dua, kompos saat usianya di bawah lima tahun untuk membantu unsur N dan di atas usia lima tahun menggunakan pupuk kimia karena lebih cepat melarut. Adanya tanaman lamtoro sebagai peneduh di lahan ini juga berfungsi untuk membantu untuk unsur N tersebut.
Â
Edufarm ini juga merupakan hasil kerja sama antara Nescafe bersama Pemda Tenggamus dan Syngenta untuk pembasmian hama. Ada empat agronomis yan bertanggung jawab di sini yaitu Lukman, Tika, Yudi, dan Linda. Dari kunjungan ini saya baru tahu jika bunga tanaman kopi harum seperti melati dan red cherry berasa manis.
Â
Selain sebagai kebun percontohan, edufarm ini juga menjadi kebun riset misalnya untuk penelitian penggunaan pupuk kimia pada tanaman kopi saat usianya masih di bawah lima tahun.
Salah satu KUB yang telah bekerja sama dengan Nescafe dan mengikuti sekolah lapang kopi adalah KUB yang dipimpin Pak Konstiyanto. KUB-nya memiliki hektar kopi dimana secara berkala ia menerima bibit kopi dari Nescafe.
Â
Menurut Pak Konstiyanto sejak bekerja sama dengan sekolah kopi Nescafe, hasil panennya meningkat dan harga jual kopinya juga tinggi. Bapak pensiunan PNS ini sejak 2010 fokus menjadi petani kopi dan ketua KUB.
Â
Bertani kopi kisah Pak Konstiyanto, dulunya bukan hal yang bisa diandalkan. Karena setelah panen maka enam bulan kemudian petani tanpa aktivitas. Oleh karena itu mereka menyiasatinya dengan bertanam pisang karena bisa dipanen setiap bulan. Selain pisang, Pak Konstiyanto bertanam durian dan lada. Dengan demikian para petani bisa tetap mendapatkan uang per bulannya dan lebih sejahtera.
Â
Hal demikian juga dirasakan Feri, petani kopi yang mengaku paceklik 6-8 bulan setelah panen jika hanya menggantungkan pada panen kopi. Meski hasil panennya saat ini cukup besar tapi ia was-was jika hasil panen jutaan rupiah itu cepat habis jika tak terkelola dengan baik. Ia melakukan tumpangsari dengan cengkeh, pisang, dan jengkol. Dan ia bisa memperkerjakan para ibu-ibu yang merupakan warga sekitar untuk membantunya memetik kopi. Dan kini ia mulai tersenyum ceria setelah hasil panennya jauh meningkat dan mendapatkan lebih dari tanaman hasil tumpang sarinya.
Setelah jelajah kebun milik KUB yang dipimpin Pak Konstiyanto,kami istirahat sejenak sambil menyeduh kopi hasil kebun. Wow segar banget.
Lihat Money Selengkapnya