Jalan setapak pengunjung itu telah rapi dengan tempat sampah yang cukup banyak sehingga pengunjung tidak memiliki alasan untuk membuang sampah sembarangan. Ada beberapa rute sehingga pengunjung yang kelelahan bisa mengambil rute yang lebih singkat atau beristirahat sejenak di bangku-bangku yang tersedia.
[caption id="attachment_420380" align="aligncenter" width="300" caption="Pohon Mahoni"]
Meskipun cukup luas, tapi sebenarnya perjalanan menyusuri hutan kota Cijantung yang dulu bernama Hutan Kalimantan ini tidak lama dan tidak melelahkan. Tidak sampai satu jam Anda bisa menyusuri seluruh penjuru. Di sini juga disediakan toilet bagi pengunjung. Dan ketika saya tiba di gerbang pintu keluar, saya melihat ada wahana permainan sederhana bagi anak-anak.
[caption id="attachment_420381" align="aligncenter" width="300" caption="Sinar Matahari Mengintip"]
Hutan Kota Cijantung hanya buka saat akhir pekan. Pada hari Sabtu, hutan ini terbuka oleh umum pada pukul 05.00-22.00 dan pada hari Minggu, jam bukanya lebih singkat yaitu pukul 06.00-16.00. Di dalam hutan ini ada banyak lampu sehingga pengunjung pada hari Sabtu bisa merasakan sensasi berjalan-jalan atau berlari malam hari di hutan kota. Toh ada penjaga juga di dalam hutan kota ini dan setiap Sabtu malam area sekitar Mal Cijantung ini begitu ramai. Tetapi jika ragu dan was-was sebaiknya memilih trekking pada pagi dan sore hari.
[caption id="attachment_420384" align="aligncenter" width="300" caption="Rumpun Bambu di Sudut"]
Hemmm hari sudah siang. Acara berwisata gratis nan sehat pun usai. Saya pun berjalan menuju Mal Cijantung yang sedang memiliki program obral buku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI