[caption id="attachment_406713" align="aligncenter" width="575" caption="Rigby membawakan Tuhan Jangan Lama-lama"][/caption]
Perkembangan teknologi internet dan seluler mempercepat pertumbuhan musik era digital. Era musik digital ini bak dua sisi mata uang, bisa menjadi peluang besar bagi seorang musisi untuk mengembangkan karier bermusiknya, namun di satu sisi juga mampu meruntuhkan semangat bermusik karena aksi pembajakan yang semakin sulit dihindari. Lantas bagaimana kiat Rigby dan manajemen Universal Music Indonesia, selaku label yang membawahinya, untuk eksis dan makin berkibar di dunia musik tanah air?
Ada berbagai nilai lebih yang ditawarkan era digital kepada para musisi. Peluang dan tantangan yang dirasakan Rigby dan Universal Music Indonesia diungkap dalam acara Kompasiana Ngulik: Meet The Labels bersama Rigby yang diadakan Jumat (27/3/2015) di Studio Room Kompasiana.
Pada acara yang dimoderatori Nadya Fatira ini diungkap seluk-beluk tentang era digital dan pengaruhnya terhadap industri musik, baik peluangnya, tantangannya, sekaligus kiat Universal Music Indonesia dan Rigby agar tetap eksis dan makin bersinar
Nilai Lebih dan Peluang Era Musik Digital
Era musik digital memberikan banyak peluang bagi musisi dan pihak label yang pandai mencari celah dan kreatif. Berikut kelebihan dan peluang bermusik di era digital:
Demo Single Lebih Praktis dan Hemat
Rigby, band asal Yogyakarta, baru-baru ini merilis single anyarnya, Tuhan Jangan Lama-lama, di bawah label Universal Music Indonesia. Bagi Rigby, era musik digital membantu awal mereka berkarier di dunia musik. Band yang digawangi oleh lima personel, Dika (vokal),Ryo (bas), Lian (keyboard), Andy (drum), dan Tedy (gitar) ini mengaku lebih mudah, praktis, dan hemat untuk mengenalkan karya mereka ke pihak label. “Kami tidak perlu ke studio besar dan mengeluarkan biaya mahal untuk membuat demo,” jelas Dika.
Jika musisi jaman dulu biasanya harus menyewa studio terlebih dahulu untuk rekaman dan memberikan demo lagu mereka dalam bentuk kaset atau compact disk (CD) ke pihak label, kini mereka cukup dengan menunjukkan link lagu mereka di youtube, myspace dan sebagainya. Pihak label juga merasa terbantu karena bisa segera melihat demo lagu secara onlinetanpa terkendala waktu dan lokasi.
Mudah dan Cepat Dikenal Masyarakat
Saat kompetisi Meet The Labels 2013, Dika bercerita dimana mereka diminta membuat video audisi untuk dinilai dewan juri dan perwakilan label. Video audisi tersebut mereka unggah ke youtube sehingga lagu mereka tak hanya diketahui oleh juri tapi juga oleh masyarakat luas.
Diakui oleh Iman Abdillah dari Universal Music Indonesia, saat ini banyak musisi yang lahir dari kanal youtube. Musik mereka dikenal oleh masyarakat luas dan mereka kemudian berkibar di kancah industri musik secara indie. Mereka bisa rekaman sendiri dan mendistribusikan single atau album mereka sendiri. Atau seperti cara Rigby, mereka membuat video di youtube sebagai bahan demo sekaligus audisi di ajang kompetisi Meet The Labels. Masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan masing-masing, ujarnya. Kelebihan utama musisi di jalur indie adalah bebas bermusik tanpa mengindahkan selera pasar, sedangkan musisi di jalur label mayor diuntungkan oleh kanal distribusi label mayor yang sangat luas.
Menghilangkan Batas Antara Musisi Daerah,Nasional, dan Mancanegara
Oleh karena berasal dari daerah, Rigby merasa terbantu dengan adanya kanal musik seperti youtube saat mulai berkarier. Single mereka dapat dinikmati oleh pendengar dari berbagai kota di seluruh Indonesia.
Iman sependapat dengan nilai lebih dari era digital dimana batas antara musisi lokal, nasional, dan mancanegara semakin tipis. “Artis Indonesia juga sudah menancap di pasar mancanegara, seperti /Rif yang akan konser dengan Tommy Lee di Amerika,” jelasnya.
Membantu Promosi Lagu Secara Viral
Selain membantu dalam hal memberikan demo ke pihak label, era digital membantu mereka dalam mempromosikan single mereka. Rigby menggunakan media sosial seperti twitter dan facebook. Ketika di-posting di status dan wall, banyak rekan mereka yang penasaran dan kemudian membelinya. Rekan mereka kemudian membantu menyebarkan secara viral melalui media sosial. Media sosial ini selain menjadi kanal untuk mengenalkan musik mereka, juga dimanfaatkan Rigby dan Universal Music Indonesia untuk mendekatkan diri kepada fans.
Iman yang telah berkecimpung di industri musik bertahun-tahun meyakini keberadaan fans sangat menopang karir musisi di industri musik, Terutama fans diehard yang rajin mengoleksi single dan album dari musisi idolanya, rajin menonton konser dan mengikuti perkembangan bermusik idola mereka.
Potensi Pasar yang Masih Besar
Ryo, basis, memandang positif imbas era digital pada penjualan single mereka. Kami merasa terbantu karena banyak masyarakat yang telah menggunakan fasilitas dan perangkat digital, tuturnya.
Untuk pemasaran secara online, Rigby dan Universal Music Indonesia menggandeng berbagai toko musik online baik tingkat nasional maupun mancanegara. Untuk saat ini mereka bekerja sama dengan iTunes, Amazon, dan pihak Meet The Labels. Ke depannya mereka akan menggandeng lebih banyak toko musik online seperti LangitMusik, Melon, dan sebagainya.
Untuk mengantisipasi kesulitan pembelian single melalui toko musik online bagi mereka yang tidak memiliki kartu kredit, Universal Music Indonesia dan label lainnya tengah menjajaki kerja sama dengan operator seluler dan toko musik lokal untuk melakukan pembelian dengan pulsa dan voucher. Hal ini menurut Iman akan sangat membantu karena pemilik kartu kredit di Indonesia masih terbatas.