Mohon tunggu...
Tuan Putri
Tuan Putri Mohon Tunggu... Internal Control (Auditor) -

Internal Control (Auditor)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kesaktianmu Membutakan Mata

15 Maret 2011   03:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:47 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Winner - Kesaktianmu


Tatap matamu membunuh aku
Di saat malam itu
Peluk tubuhmu terangi aku
Di saat malam-malam gelap


Kesaktianmu membungkap mulutku
Menjadi lemah tak berdaya
Ingin ku ulangi dosa yang terindah
Yang pernah kita lakukan


Kau tikam aku dengan cintamu
Dan rasanya manis sekali
Rasanya manis sekali ih.. ih..


Kau berikan aku surga dunia
Dan rasa ingin ku ulangi
Rasa ingin ku ulangi ih..


Tatap matamu membunuh aku
Di saat malam itu
Peluk tubuhmu terangi aku
Di saat malam-malam gelap


Kesaktianmu membungkap mulutku
Menjadi lemah tak berdaya
Ingin ku ulangi dosa yang terindah
Yang pernah kita lakukan


Kau tikam aku dengan cintamu
Dan rasanya manis sekali
Rasanya manis sekali ih.. ih..


Kau berikan aku surga dunia
Dan rasa ingin ku ulangi
Rasa ingin ku ulangi


Kau tikam aku dengan cintamu
Dan rasanya manis sekali
Rasanya manis sekali ih.. ih..


Kau berikan aku surga dunia
Dan rasa ingin ku ulangi
Rasa ingin ku ulangi


Kesaktianmu membungkap mulutku
Menjadi lemah tak berdaya


Lirik lagu di atas mengingatkanku pada seorang pemuda, dia salah satu kawan lamaku yang menganut gaya hidup freesex. Sudah sejak 2008 aku tak pernah bertemu dengannya karena kepindahanku ke Solo untuk melanjutkan studi. Semalam entah kenapa dengan penuh gelisah dia menghubungiku. Dia minta dicarikan aku pacar wanita baik-baik, hahaha aku terkekeh menertawai kebodohannya. Seorang playboy yang dengan mudah berganti pasangan sampai bisa tidur dengan puluhan wanita berkali-kali memintaku mencarikan pasangan hidup? Gila ya? Aku aja belum dapet!! Loh.. kok?

Setelah berbasa-basi dengan keadaannya ternyata belum banyak perubahan yang ku temukan darinya. Yah, dia masih berpetualang dengan pelukan-pelukan wanita yang tak terhitung jumlahnya. Sampai dia tiba dalam kebingungan ketika aku mulai bertanya: Sebenarnya apa yang kamu cari dari wanita2mu itu? Dia kehilangan kata-katanya yang seolah merasa hebat di depanku bias memperdayai banyak wanita. Terakhir tiba-tiba dia menangis karena putus cinta. Aw aw aw aw.. seorang macam dia bias juga patah hati ternyata. Yang aku nggak habis pikir, kok ceweknya rela nglepasin dia padahal semua sudah pernah dilakukan? Yah, kembali ke pribadi masing-masing memang. Kita tak bias lagi mempertahankan cinta jika memang belum jodohnya bukan.

Sebagai teman aku berusaha menguatkannya.. pasti ada gadis yang tepat untuknya. Aku sempat tersinggung ketika dia punya persyaratan yang muluk-muluk untuk calon istrinya nanti. Yang tahu agamalah, pandai menaji, dan terutama masih suci. Hoi.. bukankah kamu sudah merobek pluhan kegadisan perempuan? Kenapa masih juga rakus pengin punya istri wanita baik2? Yang ku tahu kan jodoh itu cerminan diri masing2 ya? Bukankah wanita baik-baik hanya untuk lelaki baik2 dan sebaliknya juga demikian? Yah semoga kau lekas bertaubat kawan, aku tetap menerima kelebihan dan kelemahanmu meskipun dimataku kamu adalah lelaki keji yang tega mengerjai kaum hawa. Api setidaknya darimu aku bias belajar untuk tak mudah percayai gombalan lelaki yang hanya ingin mereguk kenikmatan sesaat atas sebuah interaksi yang disebut pacaran. Semoga waktu yang ada bias kau isi dengan perbuatan yang lebih baik untuk menghapus doa masa lalumu kawan.


Solo, 15 Maret 2011 'Curhatan semalam bersama kawan lama dari Purworejo'



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun