Dewi masih sendiri
mengepak-ngepakkan lagi patahan asa yang terkoyak rata
dia tidak hinggap di satu dahan ke dahan lain
hanya ranting rapuh yang dipijaki
kemudian gusar
nyanyian ilalang sepi masih selalu menyapa
sengan nafas yang terasa berat
Tuhan, kenapa harus ada tangis jika tawa itu ndah?
kecewa yan bertubi-tubi datang
menendang dan tanpa ampun menghujam ke jantung
duka apa lagi yang kau rancang untukku?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!