Mohon tunggu...
Yuniar Dewi
Yuniar Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

KKN-T Kelompok 3 Menstrual Hygiene dan Sanitasi Aman UNDIP UNICEF

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sosialisasi dan Demonstrasi Budidaya Maggot BSF sebagai Upaya Pengurangan Sampah Organik Skala Rumah Tangga

15 Desember 2023   06:17 Diperbarui: 15 Desember 2023   06:32 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Budidaya Maggot ke Ibu Rumah Tangga Kelurahan Sumurboto RT 1 RW 1 (Dok. pribadi)

Kelurahan Sumurboto, Kec. Banyumanik, Kota Semarang, 3 Desember 2023.

Sampah organik dari rumah tangga merupakan penyumbang terbanyak di TPA menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yaitu sebesar 51,5%. Pengelolaan limbah organic di wilayah perkotaan menjadi masalah yang krusial. Kelurahan Sumurboto sebagian besar masyarakatnya masih belum mengolah sampah organik dan langsung membuang ke TPS tanpa adanya pemilahan terlebih dahulu. Tentu saja, sampah organik ini akan mengalami pembusukan dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Berbagai pemecahan sampah organik perlu dikembangkan, salah satunya adalah dengan budidaya maggot. Maggot adalah bayi larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) yang dapat mengurai sampah organik dengan sangat cepat dalam jumlah yang besar. Selain dimanfaatkan sebagai pereduksi sampah organic, maggot memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi yaitu dapat digunakan sebagai pakan ternak dan pupuk.

Sosialisasi Budidaya Maggot ke Ibu Rumah Tangga Kelurahan Sumurboto RT 1 RW 1 (Dok. pribadi)
Sosialisasi Budidaya Maggot ke Ibu Rumah Tangga Kelurahan Sumurboto RT 1 RW 1 (Dok. pribadi)

Program sosialisasi dan demonstrasi budidaya maggot sebagai upaya pengurangan sampah organic skala rumah tangga ini dilakukan di RT 1 RW 1 Kelurahan Sumurboto bersama ibu-ibu rumah tangga menggunakan media booklet. Sosialisasi ini juga bertujuan agar Masyarakat turut melakukan pemilahan sampah organic dan anorganik sehingga sampah yang terbuang di TPS hanya sampah anorganik. Partisipan terlihat sangat antusias dengan adanya sosialisasi budidaya maggot karena maggot menjadi hal yang baru bagi pemecahan sampah organik, terlihat dari beberapa ibu yang mengajukan pertanyaan seperti syarat limbah organik yang akan diberikan ke maggot, apakah maggot bisa menularkan penyakit dll.

Demonstrasi Penetasan Telur Maggot BSF (Dok. pribadi)
Demonstrasi Penetasan Telur Maggot BSF (Dok. pribadi)

Kegiatan sosialisasi ini dilanjutkan dengan praktik cara budidaya maggot pada tahap penetasan telur. Pada praktik penetasan telur maggot ini menggunakan bahan-bahan yang murah dan sederhana yang bisa ditemui di rumah seperti baskom, pelet ayam, penyangga, tissue, marangan, dan jaring-jaring penutup. Praktik diawali dengan pelet yang dicampur sedikit air agar dalam kondisi lembab. Pelet dimasukkan ke dalam baskom, lalu di berikan tatakan untuk tempat peletakan telur maggot. Selanjutnya telur maggot ditaruh di tatakan yang memiliki pori kecil dan dilapisi tissue agar telur tidak bersentuhan langsung dengan media karena menyebabkan telur tidak bisa menetas. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan cara memberikan makan maggot pada usia 1 minggu sudah bisa diberikan makan sampah organik.

Harapan dari adanya program sosialisasi dan demonstrasi budidaya maggot turut berkontribusi dalam pengurangan sampah organik skala rumah tangga dengan cara yang murah dan mudah serta dapat  meningkatkan taraf ekonomi karena maggot dapat bernilai jual sebagai pakan ternak atau unggas.

Penulis                        : Yuniar Dewi Cahyaningrum

Dosen Pembimbing    : Dr. dr. Sri Winarni, M.Kes

Lokasi                         : RT 1 RW 1, Kelurahan Sumurboto, Kota Semarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun