Dulu saat masih kecil, saya pernah mendapati Mbah (nenek) kedatangan seorang pria bermata sipit. Kemudian, Mbah akan mengeluarkan sesuatu dari kantong plastik (kresek); sarang burung. Sebagai anak kecil, saat itu saya heran setengah mati karena benda yang disebut sarang burung itu tidak seperti sarang burung pada umumnya. Belum lagi sewaktu Mbah memberitahu saya bahwa sarang burung tersebut bisa dimakan. Dalam hati saya cuma membatin, hah?
Di kemudian hari, baru saya ketahui bahwa sarang burung yang dijual Mbah kepada pria bermata sipit tersebut memiliki harga jual tinggi serta diolah lagi menjadi makanan kegemaran orang-orang Tionghoa. Saya pun menyadari, penjualan sarang burung menjadi salah satu pemasukan bagi keluarga Mbah.
Sarang burung ini pula yang menjadi sumber pundi-pundi kekayaan Augustijn Michiels alias Mayor Jantje. Berkat kekayaan yang dimilikinya dari sarang burung, Mayor Jantje menjadi pemilik tanah berhektar-hektar atau orang Jawa menyebutnya, tanahe sak harat-harat (tanahnya berhektar-hektar).
Keterangan Buku
Judul : Mayor Jantje, Cerita Tuan Tanah Batavia Bad Ke-19
Penulis : Johan Fabricius
Penerbit : Masup Jakarta
Tahun terbit : 2008
Tebal : 194 halaman
Sinopsis Novel Mayor Jantje