Mohon tunggu...
Dewi Imelda V. Rambet
Dewi Imelda V. Rambet Mohon Tunggu... Pustakawan - ASN

Saya seorang Pustakawan di Perpustakaan Nasioanal RI. Dan hobi berolahraga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kepemimpinan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan

14 Juli 2023   16:16 Diperbarui: 14 Juli 2023   16:16 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Negara adalah salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya setiap warga mayarakat menjadi anggota dari suatu negara dan harus patuh pada kekuasaan negara. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah yang ada di dalamnya, masyarakat ingin mewujudkan tujuan-tujuan tertentu seperti terwujudnya kertentaraman, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat.

Negara adalah subyek terpenting dan memiliki keistimewaan daripada subyek yang lainnya (par excellence) hukum internasional. Hal ini tidak hanya disebabkan karena negara mampu memenuhi unsur-unsur kriteria sebagai "international legal personalities", namun juga karena disebabkan karena hak dan kewajiban yang diterima negara jauh lebih    besar daripada subyek hukum internasional setelah negara.

Konvensi Montevideo tentang Hak dan Kewajiban Negara, 1933 adalah sebagai berikut: 1) Penduduk yang menetap 2) Wilayah definitif 3) Pemerintah Berdaulat; dan 4) Kapasitas untuk memiliki hubungan dengan negara lain. Kriteria yang ada dalam Konvensi Montevideo 1933 ini umumnya diterima sebagai persyaratan yang secara umum mencerminkan persyaratan kenegaraan pada hukum kebiasaan internasional.

Pemerintahan di dalam suatu negara membutuhkan seorang pemimpin yang akan memimpin suatu organisasi beserta anggotanya menjadi satu irama untuk tujuan bersama yang akan dicapai. Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk memengaruhi seseorang untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu. Untuk itu, kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan secara aktif untuk memengaruhi pihak lain dan dalam mewujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan, dan pembuatan aturan-aturan baru.

Pemimpin menggunakan wewenang formal yang dimaknai pada upaya mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan. Bahkan kalau menelisik dari karakternya pemimpin pertama-tama haruslah seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Oleh karena itu, dapat dianalisisnya gaya kepemimpinan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam mengelola keuangan negara.

Pemimpin yang baik memerlukan keahlian teknis untuk membuat penilaian dan keputusan yang baik. Sehingga, lembaga yang dipimpinnya dapat berkembang dalam mencapai visi dan misinya. Selain itu, pemimpin juga harus memiliki kemampuan mendengar dan mengevaluasi untuk dapat memperoleh input dan informasi yang akurat, terutama dalam memimpin lembaga yang sangat majemuk, seperti Bank Dunia. Selain itu pemimpin yang baik juga dapat diukur dari kemampuannya membangun tim dan sistem yang solid. Pemimpin sesuai dengan perannya, memi liki fungsi utama yang harus dipahami secara mendalam terhadap fungsi yang berhubungan dengan tugas atau bahkan memecahkan masalah. Unsur unsur didalam kepemimpinannya juga sangat berjalan baik, karena unsur didalam lembaga adalah suatu hal yang penting karena didalamnya terdapat kerjasama, visi dan misi serta lainnya. Sehingga lembaga tersebut tidak tergantung kepada dirinya. Bahkan pemimpin juga harus mempunyai keberanian membuat keputusan terutama dalam situasi yang sulit, meskipun keputusan tidak populer. Sebagai pejabat keuangan, Sri Mulyani memiliki kapasitas besar dalam menangani beragam masalah ekonomi. Ia dikenal banyak pihak sebagai orang yang memegang teguh prinsip dan etika yang diyakininya. Sri Mulyani adalah orang yang menerapkan etika publik untuk membersihkan Indonesia dari korupsi. Selain itu Sri Mulyani bisa dijadikan standar umum untuk model kepemimpinan di Indonesia. Sri Mulyani telah berhasil melakukan reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan. Di bawah kepemimpinannya, ini adalah kementerian pertama yang mempunyai standar kepemimpin dan etika yang baik. Selain pintar dalam bidang ekonomi, Sri Mulyani pun andal dalam diplomasi di kancah internasional. Sri Mulyani pintar memecah kebuntuan ketika terjadi resesi ekonomi. Dan Sri Mulyani menegaskan, bahwa salah satu ciri dari pemimpin yakni tidak mengutamakan dirinya sendiri. Secara umum, menurutnya pemimpin adalah orang yang mampu memberikan uluran tangan kepada orang lain. Di tengah kesibukannya sebagai seorang Menteri Keuangan Sri Mulyani masih sempat menjadi mentor utama bagi ratusan perempuan muda dalam Girls Leadership Program, yang digelar Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI bersama Yayasan Plan International Indonesia.

Rumusan Masalah

 

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun mengenai rumusan masalah bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Sri Mulyani dengan model kepemimpinan transformasional dan kelemahan dari kepemimpinannya?

Tujuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun