K05_Quiz to 12 Oktober Pemeriksaan Pajak_Semiotika Umberto Eco Untuk Memahami Audit Pajak_Dosen Bapak Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG
Semiotika Umberto Eco untuk memahami Audit Pajak
 What ?Â
Apakah Yang Dimaksud Dengan Semiotika Umberto Eco ?Â
Umberto Eco, seorang semiotisi Italia yang terkenal, menawarkan kerangka berpikir yang sangat menarik untuk diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam konteks pemeriksaan pajak. Semiotika, ilmu yang mempelajari tanda dan makna, dapat membantu kita memahami bagaimana aturan, simbol, dan bahasa yang digunakan dalam sistem perpajakan membentuk persepsi, perilaku, dan bahkan hasil dari pemeriksaan pajak.
Sejalan dengan Umberto Eco, Ferdinand de Saussure yang merupakan salah satu pencetus semiotika modern, mengungkapkan tentang tanda (sign) sebagai hubungan antara penanda (signifier) dan petanda (signified) menjadi dasar bagi banyak kajian semiotika selanjutnya, termasuk karya Umberto Eco. Berikut adalah beberapa konsep dasar semiotika menurut Saussure:
- Tanda (sign) : Unit dasar dalam semiotika, terdiri dari dua bagian: penanda dan petanda.
- Penanda (signifier) : Bentuk fisik tanda, seperti kata, gambar, atau suara.
- Petanda (signified) : Makna yang terkandung dalam tanda.
- Hubungan arbitrer : Hubungan antara penanda dan petanda tidak bersifat alami atau intrinsik, melainkan ditentukan oleh konvensi sosial.
- Sistem tanda : Tanda-tanda tidak berdiri sendiri, melainkan terorganisasi dalam sistem yang saling terkait.
- Nilai tanda : Nilai suatu tanda ditentukan oleh hubungannya dengan tanda-tanda lain dalam sistem.
Saussure menekankan bahwa semiotika harus mempelajari tanda-tanda sebagai bagian dari sistem bahasa, bukan sebagai entitas yang berdiri sendiri. Ia juga menekankan pentingnya memahami hubungan antara penanda dan petanda sebagai hubungan arbitrer yang ditentukan oleh konvensi sosial. Teori Saussure telah menjadi dasar bagi banyak kajian semiotika selanjutnya, dan konsep-konsepnya masih digunakan hingga saat ini. Namun, beberapa kritik juga telah dialamatkan terhadap teorinya, seperti terlalu menekankan pada struktur bahasa dan kurang memperhatikan aspek-aspek pragmatis dari penggunaan tanda.
Apakah Yang Dimaksud Dengan Audit Pajak ?
Audit pajak menurut SE-06/PJ/2016 pada dasarnya adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh petugas pajak untuk memeriksa dan menguji apakah wajib pajak telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Tujuan utama dari audit pajak adalah untuk memastikan apakah wajib pajak telah melaporkan penghasilan dan membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mencegah terjadinya penghindaran pajak, dan mendeteksi adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengurangi atau menghindari pembayaran pajak yang seharusnya serta memastikan bahwa semua wajib pajak dikenakan beban pajak yang sama dan adil. Peraturan ini menjadi pedoman bagi pemeriksa pajak dalam melakukan pemeriksaan, mulai dari tahap perencanaan hingga penyusunan laporan hasil pemeriksaan. Beberapa hal pentinh dalam SE-06/PJ/2016, yaitu :
- Mengklasifikasikan pemeriksaan menjadi beberapa jenis, seperti pemeriksaan rutin, pemeriksaan khusus, dan pemeriksaan tindak lanjut;
- Mengatur langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petugas pajak dalam melakukan pemeriksaan, mulai dari tahap persiapan hingga tahap penyelesaian;
- Menjelaskan hak dan kewajiban wajib pajak selama proses pemeriksaan berlangsung.
Semiotika Umberto Eco menawarkan kerangka berpikir yang sangat berguna untuk memahami kompleksitas audit pajak. Dengan memahami bagaimana tanda-tanda bekerja, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang proses audit dan menemukan cara untuk meningkatkan keadilan, efisiensi, dan transparansi dalam sistem perpajakan.
Why ?Â
Mengapa Semiotika Umberto Eco Diperlukan Untuk Memahami Audit Pajak?Â
Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tanda dan makna, mungkin tampak jauh dari dunia audit pajak yang penuh angka dan regulasi. Namun, jika kita menggali lebih dalam, terdapat hubungan yang sangat erat antara keduanya. Umberto Eco, salah satu tokoh sentral dalam semiotika modern, menawarkan kerangka berpikir yang sangat berguna untuk memahami kompleksitas audit pajak.
Bahasa dan Makna
- Aturan pajak adalah sebuah sistem kode yang kompleks. Setiap kata, frasa, atau angka memiliki makna spesifik yang dapat ditafsirkan berbeda oleh berbagai pihak (wajib pajak, petugas pajak, pengadilan). Semiotika membantu kita memahami bagaimana bahasa ini membentuk persepsi dan tindakan.
- Didalam perpajakan, seringkali terdapat ambiguitas dalam aturan. Semiotika membantu kita mengidentifikasi dan menganalisis bagaimana berbagai pihak menginterpretasikan ambiguitas ini.
Konteks dan Budaya
- Setiap kantor pajak memiliki budaya sendiri yang mempengaruhi cara mereka menginterpretasikan aturan dan melakukan audit. Semiotika membantu kita memahami bagaimana budaya ini membentuk praktik audit.
- Faktor sosial, ekonomi, dan politik juga mempengaruhi cara kita memahami pajak. Semiotika membantu kita melihat bagaimana konteks sosial ini membentuk makna dari tindakan pajak.
Interaksi Manusia
- Audit pajak adalah proses interaksi manusia. Semiotika membantu kita memahami bagaimana bahasa tubuh, nada suara, dan pilihan kata mempengaruhi hasil audit.
- Audit seringkali melibatkan negosiasi. Semiotika membantu kita memahami bagaimana makna dibangun dan dinegosiasikan dalam proses ini.
Contoh  Penerapan Semiotika dalam Audit Pajak
- Semiotika dapat digunakan untuk menganalisis dokumen pajak seperti SPT, laporan keuangan, dan surat-surat pemberitahuan pajak. Dengan memahami makna di balik setiap kata dan frasa, kita dapat mengidentifikasi potensi masalah atau ketidaksesuaian.
- Semiotika membantu kita memahami mengapa wajib pajak berperilaku tertentu dalam kaitannya dengan pajak, misalnya mengapa mereka cenderung menghindari pajak atau mengapa mereka proaktif dalam memenuhi kewajiban pajaknya.
- Dengan memahami bagaimana tanda-tanda diinterpretasikan secara berbeda, petugas pajak dapat menyusun komunikasi yang lebih efektif dan mudah dipahami oleh wajib pajak.
Manfaat Penerapan Semiotika dalam Audit Pajak
- Meningkatkan keadilan dengan memahami bagaimana tanda-tanda diinterpretasikan secara berbeda, kita dapat mengurangi ketidakadilan dalam penerapan aturan pajak.
- Meningkatkan efisiensu dengan memahami sumber-sumber konflik interpretasi, kita dapat menyusun aturan pajak yang lebih jelas dan mudah dipahami.
- Semiotika dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik antara petugas pajak dan wajib pajak.Â
How ?Â
Bagaimana Mengimplementasikan Semiotika Umberto Eco Untuk Memahami Audit Pajak ?Â
Semiotika Umberto Eco berfokus pada tanda, makna, dan interpretasi, menawarkan kerangka kerja yang sangat relevan untuk memahami kompleksitas audit pajak untuk menganalisis bagaimana tanda-tanda (verbal dan non-verbal) yang dipertukarkan dalam proses audit pajak dapat diinterpretasikan dan memicu respons tertentu.
Tanda sebagai Dasar Komunikasi
Dalam audit pajak, setiap kata, angka, dokumen, ekspresi wajah, hingga gestur tubuh merupakan tanda yang mengandung makna. Auditor dan wajib pajak saling mengirimkan dan menginterpretasikan tanda-tanda ini untuk memahami situasi, menyampaikan informasi, dan mencapai kesepakatan.
Kode dan Konteks
Tanda-tanda tidak berdiri sendiri, melainkan terikat dalam sistem kode yang lebih luas. Dalam konteks audit pajak, kode-kode ini mencakup kode bahasa (terminologi akuntansi, hukum pajak), kode non-verbal (gesture, intonasi suara), dan kode budaya organisasi (nilai, norma, prosedur). Makna tanda dapat berubah tergantung pada konteks di mana tanda tersebut muncul.
Interpretasi
Proses interpretasi tanda bersifat aktif dan konstruktif. Auditor dan wajib pajak masing-masing membawa latar belakang, pengalaman, dan ekspektasi yang berbeda, sehingga interpretasi terhadap tanda yang sama dapat menghasilkan makna yang berbeda. Ketidaksepahaman seringkali muncul karena perbedaan dalam menginterpretasikan tanda-tanda yang sama.
Dusta dan Kebohongan
Eco menekankan pentingnya memahami dusta dalam komunikasi. Dalam audit pajak, dusta dapat berupa penyembunyian informasi, manipulasi data, atau bahkan penyampaian informasi yang menyesatkan. Auditor harus mampu mendeteksi dusta ini melalui analisis tanda-tanda yang ada.
Komunikasi Efektif dalam Audit Pajak
- Pentingnya kesamaan kode Auditor dan wajib pajak perlu menggunakan bahasa yang sama dan memahami kode-kode yang berlaku dalam konteks audit. Penggunaan istilah teknis yang terlalu banyak dapat menghambat komunikasi.
- Peran non verbal seperti ekspresi wajah, gestur tubuh, dan intonasi suara dapat memberikan informasi yang berharga tentang sikap dan perasaan seseorang. Auditor perlu memperhatikan aspek non-verbal ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap.
- Membangun kepercayaan adalah kunci dalam komunikasi audit. Auditor perlu menunjukkan sikap profesional, jujur, dan obyektif untuk membangun kepercayaan wajib pajak.
- Auditor harus mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh wajib pajak, baik secara verbal maupun non-verbal.
- Memberikan umpan balik yang konstruktif yang jelas dan spesifik dapat membantu wajib pajak memahami posisi auditor dan memperbaiki kesalahan yang ada.
Penerapan Praktif
Auditor perlu mengikuti pelatihan komunikasi yang menekankan pada keterampilan mendengarkan aktif, memberikan umpan balik, dan membangun hubungan interpersonal. Membuat rekaman melalui catatan dan analisis diskusi audit untuk mengidentifikasi tanda-tanda yang dapat menimbulkan kesalahpahaman. Menggunakan terminologi yang jelas dan konsisten dalam semua dokumen audit. Membangun budaya terbuka dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendorong komunikasi terbuka dan jujur antara auditor dan wajib pajak. Berikut beberapa langkah-langkah dalam mengimplementasikan semiotika Umberto Eco untuk memahami audit pajak, yaitu :
- Mengidentifikasikan tanda untuk menemukan semua tanda yang relevan dalam konteks audit pajak, mulai dari kata-kata dalam aturan hingga tindakan non-verbal selama pemeriksaan.
- Menganalisis makna dengan penjelasan dari setiap tanda dalam konteks yang berbeda. Pertimbangkan bagaimana makna ini dapat berubah tergantung pada siapa yang menginterpretasikannya dan dalam konteks apa.
- Mengidentifikasi konteks dengan memperhatikan budaya, sosial, dan organisasi yang mempengaruhi interpretasi tanda.
- Menganalisis interakis dengan mengamati bagaimana tanda-tanda digunakan dalam interaksi antara petugas pajak dan wajib pajak. Perhatikan bahasa verbal dan non-verbal, serta dinamika kekuasaan.
Refrerensi
Modul CPMK Kuliah V : Audit Perpajakan. Komunikasi Audit, Metode Semiotika, oleh Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.
De Saussure, Ferdinand. 1996. Cours de Linguistique Genrale.
Eco, U. (1987). Semiotik. Entwurf einer Theorie der Zeichen, 2.
SE-06/PJ/2016 Tentang Kebijakan Pemeriksaan.
SE-28/PJ/2017 Tentag Pedoman Penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan.
PMK-17/2013 Tentang Tata Cara Pemeriksaan.
PMK-183/2015 Tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H