Mohon tunggu...
Dewi Syafrie
Dewi Syafrie Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan yang baik akan mendatangkan kebaikan kepada penulisnya. Bismillah!

Menulis adalah sebuah kesenangan, sekaligus melatih raga dan mengolah rasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berburu Lapek Sagan Hingga Karupuak Leak di Arisan 'Ande-ande Kotolaweh'

6 Maret 2023   22:21 Diperbarui: 8 Maret 2023   10:01 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lapek sagan dan karupuak leak (dokpri)

Siapa bilang arisan, yang  pesertanya  para  ibu hanya berkutat dengan persiapan dress code atau baju seragam saja. Terlebih ditengah gempuran  social media , demi kepentingan konten agar selalu tampak instagrammabel,  tuntutan penampilan,  padu padan nan senada  kerap menjadi catatan untuk  anggota yang akan datang ke arisan. Namun, khusus di arisan 'Ande-ande Kotolaweh', aturan penggunaan dress code, tidaklah menjadi issue utama.

Di arisan Ande-ande Kotolaweh yang berjalan hampir setahun ini,  daya tariknya justru ada pada  ragam menu makanan daerahnya.   Dan kemeriahan di arisan 'Ande-ande Kotolaweh' yang membersamai kami  pada Minggu, 5 Maret 2023 kemarin, sebagai buktinya.

Menikmati beraneka  makanan khas ditingkahi  gelak tawa , senda gurau  seolah menjadi bentuk 'healing'   'Ande-ande Kotolaweh ' (baca: ibu-ibu Kotolaweh). Sejenak lepas dari rutinitas pekerjaan di kantor ataupun di rumah, berkumpul dengan teman sebaya ketika di kampung halaman dulu.

 
 
Arisan di kediaman Uni Wat di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan ( dokpri)

Disuguhi Nasi  Bareh Solok

Diantara menu-menu masakan yang sudah akrab kita dapatkan di restoran Padang, Uni Wat, salah satu anggota yang  ketempatan acara pertemuan arisan kali ini, sejak sebelum subuh telah sibuk di dapur mempersiapkan. Selain rendang, gulai cubadak (nangka-red) dan rebung, goreng jengkol campur ikan bilih cabe ijo, ada pula tumis balado bunga bawang dan tumis kembang pepaya. Sedangkan untuk nasi,  berasnya khusus didatangkan oleh Uni Wat  dari  Solok. Semua menu yang tersedia dinikmati dengan perasaan bahagia. Karena semua menu terasa badaceh!!!

Itu baru  urusan  makanan berat. Berbagai   camilan juga terhampar, mulai dari  kue  dan makanan kecil yang sengaja dibawa oleh beberapa peserta arisan. Sang tuan rumah juga menyajikan karupuak leak.

Apa itu karupuak leak ?  Yaitu kerupuk opak berbentuk bulat  yang terbuat dari singkong dan dimakan  bersama kuah sate.  Konon, karupuak leak ini merupakan makanan kegemaran anak-anak di berbagai daerah di Sumatera Barat, tak terkecuali di nagari Kotolaweh.

Saya pun seketika terkesima dengan karapuak leak yang disediakan tuan rumah. Rasa kuah satenya  yang enak, tidak pernah saya dapatkan di tukang-tukang sate se-antero Jakarta.  Rasa kuah sate yang khas mengingatkan saya pada sate  yang dijual di  pasar Bukit Sileh, yaitu pasar lokal di kawasan nagari Kotolaweh.

Salah seorang anggota arisan, Uni Peni pun memberitahu resep kuah sate untuk karupuak leak kepada saya. Dikatakannya, bumbunya  hampir sama seperti membuat gulai, lalu ditumis dengan sedikit minyak. Kemudian ditambahkan ramuan bumbu sate, (bisa dibeli di tukang bumbu giling). Setelah itu diaduk hingga matang bersama tepung beras yang sudah dicampur air terlebih dulu.

"Kalau mau rada kental, bisa dikasih tepung maizena sedikit," ungkap Uni Peni , memberi bocoran.

Saya pikir, petualangan berkuliner  ini  akan berakhir pada karupuak leak. Ternyata dugaan saya meleset, karena usai  gigitan terakhir  turun ke kerongkongan, saya pun tergoda mencicipi lapek sagan yang dibawa oleh Hendriyani dari Cibitung.

Kebetulan hari itu, En, begitu dia akrab disapa, membawa hampir 200 buah lapek sagan yang kesemuanya pesanan dari para peserta arisan. Saya sendiri turut memesan lapek sagan berbahan dasar dari ketan, pisang dan kelapa parut tersebut.

whatsapp-image-2023-03-06-at-21-59-02-640601d44addee3e8443bd02.jpeg
whatsapp-image-2023-03-06-at-21-59-02-640601d44addee3e8443bd02.jpeg
Berkumpul, bercerita sambil menikmati  kuliner khas kampung halaman (dokpri)

Sejak sebulan lalu, kami yang ada di WA Grup telah membuat list pesanan kue lapek sagan yang  akan dibuat oleh En.

"Cobain lah ni, mumpung lagi  panas. Enak gak un," tanya En kepada saya. Setelah menghabiskan satu buah, saya pun mengulurkan 2 jari jempol kepadanya.

"Enak En, ini  mengingatkan  pada lapek sagan buatan Amak uni," puji saya, jujur.

Mendengar nama-nama makanan ini, sejenak membuat kita tersenyum ya. Karupuak leak  (karupuak: kerupuk, leak: belepotan). Karupuak leak berarti  kuah satenya dipeper /belepotan  di kerupuknya. 

Begitu pula mendengar nama lapek sagan. Lapek sagan  atau lapek malas. Sagan  memiliki dua pengertian, yaitu malas atau malu. Dikatakan demikian karena cara pengolahan lapek ini  terbilang mudah. 

Nama lapek sagan memang tidak sepopuler lapek bugis, namun untuk  pengemar lapek sagan juga tidak sedikit.

Berbeda dari  aneka lapek lainnya, proses  pembuatan lapek bugis juga terbilang  rumit. 

"Lapek sagan cara pembuatannya simpel. Pertama-tama beras ketannya direndam selama  semalam. Besok paginya baru diaduk dengan pisang uli/ ambon yang sudah matang sempurna. Kemudian dicampur bersama kelapa muda parut, tambahkan gula dan vanili. Setelah teraduk rata, dibungkus dengan daun pisang dan siap dikukus hingga matang," kata En berbagi resep.

Dari cara pengolahannya yang cenderung simple ini, pantaslah disebut lapek sagan. Sangat berbeda dengan  lapek bugih yang terbuat dari tepung ketan hitam, harus melalui beberapa tahap pengerjaan. 

Sebagai bahan isian,  lapek bugih terdapat isian adonan  kelapa dan gulo saka atau gula aren. Kedua bahan ini dimasak hingga kering hingga menjadi  luo atau unti. Baru kemudian, isian ini dibalut dengan tepung ketan hitam.  

Terakhir, jika  lapek sagan dibungkus seperti lontong.  Sementara  lapek bugih dikemas dengan  daun pisang yang lebih muda kemudian dibentuk limas segi empat.

Lapek sagan merupakan makanan  basah legendaris. Rasanya  manis, perpaduan pisang dan gula aren dengan  tekstur yang lengket karena  memang  dibuat dari campuran pisang dan beras ketan. 

Seperti rasa lapek sagan yang manis dan legit ini diharapkan   kegiatan arisan ini menjadi perekat bagi para anggota arisan 'Ande-ande Kotolaweh' dan terjalinnya hubungan yang manis.

Tidak lupa, tentunya menjadi ajang berwisata kuliner  murah meriah karena dilakukan disela-sela arisan.  Selain itu dapat mengobati rasa kangen terhadap kampung halaman .

Sebagai informasi, Kotolaweh adalah sebuah nagari (desa-red)  di kecamatan Lembang Jaya, Solok, Sumatera Barat, terletak di bawah kaki gunung Talang. Sejak dulu, masyarakatnya banyak pergi merantau ke berbagai wilayah di Indonesia, sebagian besar menyebar di Pekan Baru, Jakarta dan lain sebagainya.  

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun