Mohon tunggu...
Dewi Syafrie
Dewi Syafrie Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan yang baik akan mendatangkan kebaikan kepada penulisnya. Bismillah!

Menulis adalah sebuah kesenangan, sekaligus melatih raga dan mengolah rasa

Selanjutnya

Tutup

Money

Hadapi Tahun Macan Air 2022, Ini Strategi Yang Perlu Disiapkan UMKM

3 Desember 2021   20:27 Diperbarui: 4 Desember 2021   06:31 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nina Nugroho, Pencetus Gerakan#akuberdaya (dok.pri) 

Indrawan membagi 3 peluang dan 3 strategi yang dapat ditempuh pelaku UMKM, yaitu:

1. Ikuti pelanggan Anda
Menurut Indrawan, satu hal yang sering terlupakan oleh perusahaan skala besar hingga skala mikro  masih terjebak dengan pertanyaan-pertanyaan; Aduh aku punya produk ini,  gimana caranya supaya laku ya? Gimana cara menjual, gimana cara promosinya ya?.

Sementara  pertanyaan terbesarnya  justru terlupakan. Sebenarnya pelangganku yang aku sasar maunya apa sih?, kesukaannya apa sih? Pilihan-pilihannya apa sih?  Pertanyaan ini sekarang jauh lebih penting dibandingkan sebelum pandemic.


"Dari riset Mc Kinsey, 75 persen pelanggan telah mengubah perilaku cara berbelanjanya. Mereka  kini mulai melakukan uji coba brand baru, punya pertimbangan baru  berbelanja di tempat baru, mencoba metode berbelanja. Lantas bagaimana menjaga pelanggan? Kuncinya ikuti pelanggan anda," papar Indrawan.

2. Adopsi teknologi digital
Masih menurut riset Mc Kinsey, masyarakat di Asia Pasipic telah mengadopsi platform digital 3 tahun lebih cepat dibanding masyarakat di Eropa dan secara global.

"Jadi pelaku usaha  beralih  ke separuh digital. Karena memang tidak semua layanan-layanan bisa dilakukan secara digital. Contoh; pelayanan pijat, pedagang baso. Jadi menawarkannya melalui platform digital, tapi jasa pijatnya  kan nggak mungkin bisa virtual, begitu juga kalau mau makan baso, harus langsung. Penawaran produk secara digital ini maju 10 tahun lebih cepat.  Karena prediksinya baru akan tercapai di tahun 2035,"ujar Indrawan.

Dikatakan Indrawan lagi, bagi UMKM yang ingin mengadopsi teknologi digital ini, sementara tidak perlu dituntut secara keseluruhan.

"Nggak perlu canggih-canggih amat. Apakah jualan di market place, oke. Layanannya sudah seluruh Indonesia, iya.   Laporan keuangannya sudah dengan aplikasi tertentu apa belum?   Kalau masih ada beberapa yang belum digital, ya tidak masalah,"  ujar Indrawan.

3. Turun ke lapangan, bicaralah dengan pelanggan Anda
Pada saat turun ke lapangan, cobalah kosongkan pikiran Anda , jangan sok tahu dengan jawaban apa yang akan diberikan pelanggan terkait produk Anda.

"Tanyakan kenapa mereka masih bertahan dengan produk Anda? Ulik sampai dalam sehingga mendapatkan jawaban yang sebenarnya. Jangan mudah puas dengan  jawaban yang membuat Anda melambung," pungkas  Indrawan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun