Mohon tunggu...
Dewi Syafrie
Dewi Syafrie Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan yang baik akan mendatangkan kebaikan kepada penulisnya. Bismillah!

Menulis adalah sebuah kesenangan, sekaligus melatih raga dan mengolah rasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kata Pakar: Manusia Butuh "Self Healing" Sepanjang Hidupnya, Baru Berakhir jika Sudah Meninggal Dunia

24 November 2021   10:27 Diperbarui: 24 November 2021   11:13 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Self healing dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya travelling (dok.pri) 

Lalu bagaimana caranya menyembuhkan luka batin? Lakukan self healing to revealing. Self healing yaitu sebuah proses yang membantu menyembuhkan luka batin dengan kekuatan batin sendiri secara penuh untuk beranjak dari penderitaan.

Perasaan tidak merasa sendiri merupakan salah satu upaya   self healing  juga lho (dok.pri) 
Perasaan tidak merasa sendiri merupakan salah satu upaya   self healing  juga lho (dok.pri) 


Penyembuhannya dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain dan media apapun. Tekniknya banyak sekali, terlebih saat ini mengenai mental health  gaungnya saat kencang di era pandemic ini.

“Jika kita butuh bantuan, carilah orang yang tepat. Kalau perlu diagnosa, datanglah ke psikolog. Jangan mendiagnosa diri sendiri. Kenapa kita perlu  tahu dan mahir untuk melakukan self healing (menyembuhkan diri sendiri). Sebab kita  yang paling tahu masalahnya. Kita merasa nyaman karena tidak tergantung kepada orang lain. Terutama apabila kita termasuk orang yang malu bila bercerita kepada orang lain dan khawatir orang lain tahu masalah kita. Dan perlu diketahui self healing hanya bersifat sebagai P3K yaitu pertolongan pertama pada kegaulauan dan jika sakit belanjut hubungi dokter,” ujar Nina Hermina.

Proses self healing sendiri tidak ada akhirnya, selama manusia masih diberi nafas kehidupan. Tugas  manusia  dalam menyembuhkan diri sendiri baru akan berakhir apabila meninggal dunia.

Manusia dengan kesempurnaannya dibanding makhluk hidup lain, memiliki kemampuan terapeutik. Ketika mengalami ujian, seseorang dapat menyembuhkan sendiri.

“Setiap ada ujian, Allah selalu kirim cara untuk mengatasinya. Disini healing terus-terusan butuhkan. Tapi ada yang perlu diingatm bahwa healing itu tidak menghilangkan masalah yang ada. Kalau kita pernah hancur, bukan berarti masalahnya akan hilang. Melalui  healing, kita dapat mengontrolnya. Ya saya pernah terluka, pernah hancur. Its oke. Tapi kita tahu cara bangkit lagi,” tambahnya.

Salah satu teknik yang bisa dilakukan adalah dengan teknik kintsugi. Apa itu kintsugi? Sebetulnya ini merupakan  sebuah seni dalam mereparasi barang pecah belah ala Jepang.
Apa hubungannya dengan healing? Dari kintsugi kita bisa belajar  kekuatan dari ketidak sempurnaan.

“Sejarah kintsugi berawal dari kisah seorang militer jepang bernama Shogun Ahikasa Yoshimasa. Dia memecahkan cangkir teh kesayangan miliknya yang berasal dari pengrajin di cina. Tapi dengan sebuah teknik reparasi dari Jepang, cangkir itu dapat digunakan lagi. Justru setiap sambungan-sambungan cangkir yang pecah itu menghasilkan sebuah karya seni yang indah. 

Karena sambungan itu ditutupi dengan serbuk emas. Jadi filosofi kintsugi itu, berasal dari kata kint; emas, sugi ; kerajinan tangan. Kintsugi melambangkan kekuatan dan keindahan. Bagaimana kita bisa membentuk keindahan dalam ketidak sempurnaan. Bahwa luka batin itu tidak dapat dihilangkan bekasnya, tapi dia dapat kita maknai sebagai sebuah pendewasaan  jiwa,” pungkas Nina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun