Mohon tunggu...
DEWIYATINI
DEWIYATINI Mohon Tunggu... Freelancer - freelance writer

Belakangan, hiburan di rumah tidak jauh dari menonton berbagai film dan seri dari berbagai negara, meski genre kriminal lebih banyak. Daripada hanya dinikmati sendiri, setidaknya dibagikan dari sudut pandang ibu-ibu deh! Kendati demikian, tetap akan ada tulisan ringan tentang topik-topik yang hangat mungkin juga memanas di negeri ini. Terima kasih untuk yang sudah menengok tulisan-tulisan receh saya. Love you all!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Luka Ibu yang Kehilangan Anak Tak Pernah Tergantikan

22 September 2024   12:58 Diperbarui: 22 September 2024   13:04 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/RDNE Stock project

Begitu banyak pertanyaan yang tak memiliki jawaban. Hatinya penuh dengan kebencian terhadap dirinya sendiri, meskipun orang-orang di sekitarnya terus berkata bahwa semua bukan salahnya. Namun, bisikan-bisikan itu tak pernah mencapai lubuk hatinya. Dia merasa gagal sebagai ibu.

Kehilangan seorang anak bukanlah sesuatu yang bisa dilupakan atau disembuhkan dengan mudah. Bagi sang ibu, luka itu akan terus ada, menggerogoti, meskipun waktu berjalan. Anak yang hilang bukanlah sekadar kehilangan fisik, tetapi juga hilangnya masa depan, tawa, pelukan, dan mimpi-mimpi yang pernah dibayangkan. 

Setiap hari, sang ibu berjuang, bukan hanya melawan kesedihan dan rasa bersalah, tetapi juga melawan harapan-harapan orang lain yang mengira bahwa hidup bisa kembali seperti sediakala. Namun, bagi ibu yang telah kehilangan anaknya, tidak ada yang pernah bisa kembali sama. Tidak ada pengganti. Tidak ada penghapus luka.

Hingga hari ini, meskipun dunia mungkin telah melupakan anak itu, bagi ibunya, dia tetap hidup dalam kenangan, dalam setiap detak jantungnya yang terluka. Setiap kali dia memejamkan mata, dia melihat wajah anaknya yang tersenyum---bayangan yang tak akan pernah tergantikan.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun