Mohon tunggu...
DEWIYATINI
DEWIYATINI Mohon Tunggu... Freelancer - freelance writer

Belakangan, hiburan di rumah tidak jauh dari menonton berbagai film dan seri dari berbagai negara, meski genre kriminal lebih banyak. Daripada hanya dinikmati sendiri, setidaknya dibagikan dari sudut pandang ibu-ibu deh! Kendati demikian, tetap akan ada tulisan ringan tentang topik-topik yang hangat mungkin juga memanas di negeri ini. Terima kasih untuk yang sudah menengok tulisan-tulisan receh saya. Love you all!

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mengenang Es Goyang: Jajanan Jadul di Sekolah yang Makin Langka

31 Mei 2024   18:28 Diperbarui: 31 Mei 2024   18:38 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah dekat dengan sekolahan, apalagi sekolah dasar (SD) artinya jajanan melimpah. Jajanan yang harga paling mahal cuma lima ribu rupiah, berjajar dari pagi sampai siang.

Salah satu jajanan yang mengingatkan pada masa kecil adalah es goyang. Tahu kan, apa itu es goyang?

Saya masih ingat betul masa kecil di mana saya dan teman-teman sering berkumpul di sekitar gerobak es goyang, menikmati proses pembuatan es yang begitu menarik. Es goyang, jajanan jalanan tradisional Indonesia, memiliki daya tarik tersendiri yang kini semakin langka kita temui. 

Di tengah banyaknya pilihan es krim modern yang lebih menarik dan beragam, es goyang kini seolah tenggelam.

Es goyang dikenal sebagai jajanan khas dari Bandung yang mulai populer di Jakarta pada era 80-90an. Bahkan, jajanan ini sempat merambah ke berbagai kota lain di Indonesia. 

Meski dulunya sangat digemari, kini pamor es goyang kalah saing dengan es krim kemasan modern yang lebih praktis dan variatif. Namun, masih ada pedagang setia yang menjajakan es goyang terutama di tempat wisata atau dekat sekolah, meski jumlahnya semakin sedikit.

Di tempat saya tinggal, dulunya ada enam penjual es goyang. Saat ini hanya tersisa dua orang yang berkeliling dari satu sekolah ke sekolah lainnya. 

Keunikan es goyang terletak pada proses pembuatannya yang bisa kita lihat langsung. Es ini dibuat dari campuran santan, gula, tepung hunkwe (yang terbuat dari kacang hijau yang dihaluskan), dan perasa makanan. Proses pembuatannya cukup sederhana namun menarik. Campuran bahan dimasukkan ke dalam cetakan kotak yang ada di dalam gerobak, lalu diberi lidi bambu sebagai pegangan.

Setelah itu, gerobak digoyang-goyang hingga esnya mengeras. Inilah yang memberi nama "es goyang." Di bagian bawah gerobak, terdapat es batu dan garam dapur yang berfungsi untuk membantu es mengeras. 

Garam ini bukan garam sembarangan, melainkan garam dapur dengan bulir-bulir keras. Tanpa garam, es tidak akan bisa mengeras dengan baik.

Salah satu momen yang paling dinanti adalah ketika es yang sudah mengeras dicelupkan ke dalam cokelat leleh dan diberi topping saat cokelat masih cair. Rasanya manis dan gurih, kombinasi sempurna yang sulit dilupakan. 

Kini, di era di mana es krim modern mendominasi pasar dengan berbagai varian rasa dan bentuk yang menarik, es goyang memang mulai tersisih. Namun, keunikan dan nilai nostalgia dari es goyang tetap memiliki tempat istimewa di hati banyak orang. 

Setiap kali saya menemukan pedagang es goyang, kenangan masa kecil itu seolah kembali mengalir, mengingatkan saya pada momen-momen indah yang pernah saya alami.

Jadi, jika suatu saat Anda melihat gerobak es goyang di jalan, jangan ragu untuk mencobanya. Bukan hanya menikmati rasa manisnya, tetapi juga mengenang kembali bagian dari budaya dan sejarah kuliner Indonesia yang kini mulai langka. Mari kita jaga dan lestarikan jajanan tradisional ini, agar generasi mendatang juga bisa merasakan kenikmatan dan keunikan es goyang yang kita cintai.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun