Ayahnya memberikan apartemen untuknya. Kim mengira sudah waktunya dia bahagia, hingga dua pelaku bully menemukan tempat persembunyiannya.Â
Mereka tidak rela Kim bahagia. Dua pelaku itu memanfaatkan Kim. Apartemennya dipakai untuk hura-hura bersama perempuan sambil mabuk-mabukan. Bahkan saat mereka berpesta, Kim tidak boleh berada di apartemen.Â
Kim berusaha kabur dengan berpindah-pindah apartemen. Tapi, kedua pelaku tetap menemukannya. Bahkan para pelaku itu, leluasa menjual barang-barang yang ada di apartemen dengan alasan sesama teman harus saling membantu.Â
Hingga satu hari, kedua pelaku meminta Kim untuk membuatkan rencana liburan ke pantai. Kim harus menyewa villa juga menggunakan mobilnya sebagai alat transportasi.Â
Kim menggunakan kesempatan itu untuk lepas dari pelaku selamanya. Ya, dia akan menghilangkan nyawa mereka. Keduanya dibuat mabuk lalu dibawa ke pantai yang gelombangnya tengah tinggi dan berkabut. Setelah keduanya tenggelam, Kim merasa lega karena penderitaannya telah berakhir.
Dugaan Kim salah. Ia tertangkap dan statusnya berubah dari korban bully menjadi pembunuh. Luka masa lalu yang diselesaikan dengan cara tidak tepat membawa korban pada penderitaan tiada akhir. Seperti Kim.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H