Mohon tunggu...
Dewi Ika
Dewi Ika Mohon Tunggu... -

Penyuka nasi goreng pedas sebelum jam 10 malam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ocehan sang Penanti Hujan

12 Desember 2010   06:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebutir air hujan yang bening... terlahir dari mega yang berkelana di pelipis dunia

Dia...

Terbuang ke perut bumi tanpa kesia-siaan... Tertatih menyusuri sepanjang dinding partikel tanah, Pelan meresap sedalam akar tumbuhan bumi, Hidup dengan mengaliri sepanjang tubuh sang pelaku fotosintesis.

Dia...

Terlempar ke dalam aliran kali tanpa keterpaksaan, ikhlas menghanyutkan berbagai macam partikel tanpa kenal apa dan macam apa partikel itu, Hidup menurut titah untuk selalu mengarungi sepanjang jalan menuju samudra.

Dia...

Adalah yang terbuang bercampur lumpur, membenamkan begitu banyak bangunan yang dibangun oleh insan peradaban, Tapi dia tidak bersalah atas perbuatannya itu. Dia hanya sebutir air hujan yang tidak lagi mendapat tempat di sedalam perut bumi, tidak menemui banyak lagi pepohonan untuk dirasukinya dan tidak lagi menemukan tempat di ruang kali karena terdesak oleh berjuta partikel yang termuat didalam kali-kali itu. Lalu bukan salah dia, bila dia mengambil tempat di sekeliling kita.

Dia... lalu bila dia adalah saya? Seperti apakah saya selanjutnya?

Dimana saya akan bertempat kemudian setelah jatuh dari ibu yang bernama mega? Di kali kah? Di tanah kah bersama tubuh pepohonan? Ataukah saya akan menerjang peradaban kalian, karena kalian tidak memberi saya tempat?

Putuskanlah Kawan!

/*Ocehan Sang Penanti Hujan: Sebuah dedikasi untuk bumiku, sebuah ocehan mahkluk yang ingin selalu berusaha mencintai bumi walau dengan cara yang paling sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun