Berhasil memimpin Solo, Jokowi kemudian dicalonkan sebagai gubernur dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 dan harus bersaing dengan petahana Fauzie Bowo. Didukung popularitas dan pemberitaan media yang masif, saat itu Jokowi disebut sebagai media darling, Jokowi berhasil terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Tak perlu waktu lama bagi Jokowi untuk melangkah jenjang karier politik yang lebih tinggi. Belum dua tahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi menerima mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri untuk menjadi calon presiden pada Pemilu 2014.
Langkah Jokowi tak terbendung hingga akhirnya terpilih sebagai presiden hingga dua periode, dan dua kali mengalahkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam dua kali pemilu.
Bila melihat figur kepala daerah yang saat ini diperkirakan akan maju dalam pemilihan presiden, barangkali hanya Ridwan Kamil yang perjalanan karier politik hampir mirip. Memulai karier politik sebagai Wali Kota Bandung sejak 2013, Kang Emil memutuskan "naik kelas" saat Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Kini namanya hampir selalu muncul dalam survei calon presiden meskipun peringkatnya kerap kali di bawah Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Ganjar Pranowo mungkin bisa dibilang satu-satunya gubernur yang digadang-gadang sebagai calon presiden yang merintis karier politiknya dengan menjadi kader loyal partai. Berangkat dari anggota DPR dari PDI Perjuangan, Ganjar memilih meninggalkan Senayan di periode keduanya untuk mencalonkan diri dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2013 dan kini memasuki periode kedua sebagai gubernur.
Sementara itu, Anies Baswedan memulai karier politik dengan mengikuti Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat pada 2013 saat masih menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina. Pada Pemilu 2014, Anies berada di barisan pendukung Jokowi dan menjadi Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK, kemudian menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan selama 1,5 tahun hingga kemudian terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pemilihan Gubernur 2017.
Figur kepala daerah memang relatif memiliki keunggulan dibandingkan elite politik yang lain. Kepemimpinan dan rekam jejaknya saat memimpin daerah dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat di daerah. Hal itu tentu menjadi salah satu faktor yang menentukan elektabilitas dan popularitasnya.
Karena itu, bukan tidak mungkin salah satu kepala daerah akan kembali menjadi presiden, atau setidaknya wakil presiden. Bila itu terjadi, maka bisa jadi Jokowi telah memulai tren kepala daerah menjadi pemimpin nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H