Contoh dikehidupan sehari-hari, adanyaÂ
1) Budaya malu, yaitu sikap malu jika melanggar aturan. Misalnya, malu ketika berbuat salah, malu ketika tidak bisa menjaga rahasia keluarga, malu jika menghujat orang di media sosial,Â
2) Budaya bersih, yaitu sikap untuk berkata dan berperilaku jujur dan bersih dari tindakan-tindakan kotor. Misalnya, tidak mencuri atau korupsi, selalu berbicara/ membuat tulisan yang jujur, tidak menjelek-jelekan orang lain,Â
3) Budaya sopan, yaitu sikap untuk selalu berlaku sopan di mana pun dan kepada siapa pun. Misalnya, menghormati orang lain, berbicara santun kepada yang lebih tua, membiasakan diri untuk mengucap maaf, tolong, dan terima kasih.
Jika etika, nilai dan norma tersebut dimiliki oleh setiap netizen, maka gambaran netizen yang cerdas dan berbudi luhur yaitu warga internet yang selalu melakukan tindakan yang baik dan mulia serta tidak merugikan orang lain, ia hanya akan posting/komentar hal-hal yang positif dan membangun. jika setiap netizen senantiasa menerapkan prinsip tersebut ketika menggunakan teknologi, hal negatif bisa saja berkurang.Â
Hal ini dikarenakan setiap pengguna internet akan berfikir dan bertindak sesuai dengan wawasan kebudiluhuran diatas yang menyatakan bahwa dia tidak seharusnya untuk merugikan orang lain, dalam hal ini melakukan cyber bullying. Setiap pengguna internet seharusnya menyadari bahwa terdapat banyak orang dengan banyak latar belakang yang berbeda sehingga dia harus menjaga sikap dan perkataan, serta yang terpenting adalah menghargai pendapat atau perkataan orang lain yang ungkapkan melalui media sosial dalam bentuk apapun.Â
Jika setiap netizen menerapkan etika ini, penulis yakin bahwa dampak negatif bermedia sosial akan dapat dikurangi. Kemudian seiring dengan hal tersebut, cepat atau lambat, baik secara langsung maupun tidak langsung, angka kasus cyber bullying juga akan menurun. Penulis sangat berharap kita semua bijak dalam menggunakan internet sehingga terwujud "internet positif" dan penuh manfaat. Menjadi cerdas, tidak hanya menguntungkan kita sendiri, tapi juga negeri ini karena mempunyai generasi penerus yang inovatif, toleran dan mengedepankan kepentingan publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H