Mohon tunggu...
dewafreelance
dewafreelance Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Freelance yang mempunyai hobi membaca dan menulis tentang isu dan informasi serta di tulis kembali dalam bentuk karya

Saya seorang guru honorer dan mahasiswa Magister Administrasi Pendidikan di salah satu kampus di salatiga .

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salahkah Aku Mencintaimu?

18 November 2024   08:49 Diperbarui: 18 November 2024   09:50 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Salahkah aku mencintaimu, Reza?" pikir Desi dalam hati. Perasaan itu semakin mengganggu hari-harinya, membuatnya sulit untuk bersikap biasa di depan Reza.

Suatu hari, ketika mereka sedang berjalan di tepi danau, Desi akhirnya memberanikan diri untuk berbicara. "Reza, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."

Reza menatap Desi dengan tatapan penuh perhatian. "Apa itu, Desi?"

Desi menarik napas dalam-dalam. "Aku... aku rasa aku menyukaimu lebih dari sekadar teman."

Keheningan menyelimuti mereka. Reza tampak terkejut, namun ia segera merespons dengan lembut. "Desi, aku menghargai kejujuranmu. Tapi kau tahu, aku sudah bersama Nina."

Desi menunduk, merasa malu dan bersalah. "Aku tahu, dan aku tidak ingin merusak hubungan kalian. Tapi aku harus jujur pada perasaanku."

Setelah pengakuan itu, hubungan Desi dan Reza sedikit berubah. Mereka masih berteman baik, tetapi Desi merasa ada jarak yang mulai terbentuk. Meski begitu, ia tidak menyesali keputusannya untuk jujur. Setidaknya, ia telah mengungkapkan perasaannya.

Suatu hari, ketika Desi sedang merenung sendirian di kafe tempat mereka pertama kali bertemu, Reza datang menghampirinya.

"Desi, aku minta maaf jika pengakuanmu membuat segalanya menjadi canggung," kata Reza dengan tulus.

Desi tersenyum lemah. "Tidak apa-apa, Reza. Aku yang harusnya minta maaf karena telah menempatkanmu dalam posisi sulit."

Reza duduk di depannya dan menghela napas. "Aku sudah memikirkannya. Aku sangat menghargai persahabatan kita, dan aku tidak ingin itu hilang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun