"Kenapa terlambat?"
"Siap, anu Kak, saya lupa bawa tongkat tadi. Lalu balik mengambilnya."
Tampak pemuda desa yang ada di samping Randa sedikit tersenyum.
"Besok-besok, adik harus siap semuanya. Ini bukti kalian belum bisa disiplin. Kali ini tidak ada hukuman. Silahkan masuk barisan."
Latripun berlari masuk barisan. Ada perasaan malu. Tapi senyum pemuda desa itu masih menggantung di hatinya.
"Adik, adik. Perkenalkan. Ini namanya Agung. Dia ketua pemuda desa. Dia sarjana kedokteran. Sementara mengabdi untuk memajukan desa." Itu perkenalan singkat dulu. Semoga adik-adik bisa berkenalan nanti. Silahkan catat no wa nya."
Setelah semua berjalan, tibalah saatnya mandi. Sore itu suasana perkemahan sangat menawan. Sinar merah jingga menerabas dari balik dedaunan. Rumput hijau membentang dan lekung aliran sungai ditingkahi cerug tebing, menambah indah dan menawan tempat ini.
"Win, kita mandi barengan ya. Aku takut sendiri." Kata Latri kepada Wiwin.
"Ya, Trik. Aku juga takut."
Sebelum berangkat, hp Latri berdering. Dilihatnya sepintas. Ternyata belum berisi nama. Latri mengabaikan dan bergegas mandi.
Ternyata tempat mandi walau hanya dibuat sementara, namun sangat menawan. Dibawahnya diisi kerikil lepas. Sementara dipinggiran ditanami tanaman paku. Dan tanaman liar di pegunungan. "Begitu indah, pikir Latri."
Sampai di tenda, hp Latri lagi berdering. Nampaknya ada SMS masuk. Latri lalu mengambi dan membaca.