Fajrul menjawab dengan santai. "Ya, boleh saja minta. Tapi aku kan kerja sendiri. Dimana dapat tambahannya?"
Santi sedikit kesel menerima ucapan suaminya seperti itu.
"Bener. Tapi bagaimana aku bisa kerja? Anak kita masih perlu perhatian. Mungkin Papa mengurangi pengeluaran yang tidak perlu."
"Maksud Mama? Apa aku memberikan uang kepada orang lain? Apa yang Aku berikan kepada Ibuku? Atau kepada Adikku?"
"Bukan itu maksudnya Pa. Siapa tahu ada salah penggunaan. Aku kan tidak ada menuduh."
Syukurlah kemudian anak mereka menangis. Santi bergegas meninggalkan suaminya menuju kamar. Didapatinya anaknya terbangun karena pempesnya sangat basah.
Sambil mengganti pempes, Santi berusaha membesarkan hatinya dan menjaga kesabaran."Biarlah di hari suci cinta ini ku bagi," kata hati Sinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H