3. Gampang terdistraksi
Kata Pak Daniel Tumiwa, cuitan, komenan, dan segala jenis ocehan di internet kerap mengalihkan perhatian anak-anak muda dari hal yang sedang lakuin di luar dunia digital. "Jaman saya muda, engga ada ponsel dikeluarkan dari kantong saat rapat. Sekarang, anak muda pada main ponsel kapanpun di manapun," kata Daniel.
4. Kecanduan e-dagang
Apakah kamu ngerasa senang saat buka pembungkus barang belanja online kamu yang akhirnya dateng juga? Apakah kamu merasa tertarik beli lagi?
Apakah iklan di medsos mendadak bikin kamu pengen belanja? Kalo iya, kamu termasuk millennials seperti kata Pak Daniel. Itulah yang menghantui generasi milline sekarang.
Mereka ngumpet di rumah main gadget salah satunya memburu toko-toko on line yang menawarkan berbagai assesori yang bisa memanjakan hidupnya. Logika apakah ortu punya uang atau tidak itu urusan lain kali dan lain waktuh. Aaaahhhhh.....susah juga.
5. Fokus kalo udah ada mau
Namun begitu, anakmuda punya kemauan yang terbilang tinggi kalo udah pengen sesuatu. Contohnya jelas dalam urusan berbisnis. Kalo orang jaman dulu cenderung banyak mikir ketika ingin buka usaha rintisan, anak jaman sekarang berani langsung hajar. Rock n roll aja dulu.
Tapi cara hantam kayak gini ternyata banyak menghantar anak muda sukses buka autlet atau lapak berjejaring. Dan ini sangat diharapkan oleh pemerintah, sehingga lahir pengusaha muda yang tangguh dari hempasan tekanan ekonomi global.
6. Generasi yang mempertanyakan
Sebagai generasi yang memperoleh pendidikan hingga tingkat universitas, generasi muda terbiasa ngasih makan otaknya dengan ilmu.
Karena itulah, anak muda selalu mempertanyakan berbagai hal. "Saat anak muda disuruh bikin PR sebelum main, dia akan berkata: kenapa gak main dulu lalu bikin PR?" tutur Daniel.
Anak-anak sekarang tidak mudah digiring pada opini apalagi berbau tahyul seperti untuk menakut-nakuti. Mereka akan selalu mengejardengan pertanyaan, pernyataan, permintaan bahkan pembuktian dari apa yang ortu sampaikan. Maka berhati-hatilah berkomunikasi dengan anak.
7. Pastinya kecanduan medsos
Bisa diibaratkan, hidup anak muda tuh dari dan untuk medsos. Selera konsumen terbentuk karena foto dan video kece yang nampak di Instagram.
Lokasi jalan-jalan dipilih berdasarkan vlog YouTube. Terus, sebagian pola pikir terbentuk dari ocehan orang-orang nyeleneh di Twitter. Semua pengaruh itu diserap untuk kemudian dikembalikan lagi ke medsos dalam bentuk postingan.