Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setungkub Bunga Ilalang

5 Desember 2023   20:07 Diperbarui: 5 Desember 2023   20:20 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

#Cerpen_roman

Setungkub Padang Ilalang
DN Sarjana

Ini hari ke tiga Arumi harus menginap di rumah sakit. Ia harus berjuang melawan sakit yang menggerogoti tubuhnya. Dengan setia Aril menunggui. Walau hanya malam hari, tapi sudah membuat hati Arumi tenang.

Bermula dari rasa lelah yang berkepanjangan karena Arumi hampir setiap malam harus tampil energik memutar musik sesuai dengan permintaan pengunjung. Ia bekerja sebagai DJ di sebuah klub malam ternama dibilangan Kuta. Sampai akhirnya dia tepar tak sadarkan diri dan harus dilarikan kerumah sakit.

"Mas Aril, kamu pasti lelah menungguku setiap malam di sini. Biarkan saja aku sendiri di sini. Aku tak apa-apa. Toh sewaktu-waktu aku bisa memanggil perawat kalau ada keperluan." Suara Arumi lemah. Sementara di tangannya bergelayut selang infus.

"Arum, aku masih bisa kok. Aku kan bisa tidur di korsi panjang ini. Aku tak ingin kamu sendirian." Aril memegang tangan Aruni dengan penuh kasih sayang.

Arumi berusaha menahan air matanya. Ia merasa terharu akan kasih sayang Aril. Padahal kalau diingat-ingat, mengawali pertunangannya tidak ringan rintangan yang dilalui.

Maklum Arumi hanya seorang DJ. Tahulah, pekerjaan malam seperti itu, dibanyak pikiran orang selalu mendapat stigma negatif. Mereka sering dikaitkan dengan istilah dugem dan pasti dekat dengan minuman keras, barang terlarang dan pergaulan bebas.

Padahal buat Arumi, bekerja di tempat itu, semata karena tuntutan luar bisa dari keluarga. Bayangkan dia hanya perantau. Sementara dia harus mengajak dua adiknya dan kedua-duanya masih sekolah.

Ketrampilan yang Arumi bawa merantau hampir tidak ada. Awalnya dia hanya bekerja serabutan. Dari karyawan loundry sampai pekerja di salon kecantikan.

Pertemuan dengan Aril suatu saat ketika Aril mengambil cuciannya di loundry.
"Sudah selesai mbak?

"Yang ini mas. Maaf tinggal sepasang saja. Mohon ditunggu sebentar."

Aril sebenarnya merasa kesel, tapi melihat wajah dan badan perempuan itu penuh keringat, Aril merasa kasihan juga. Aril dengan sabar menunggu.

Dari situlah Aril kenal perempuan tersebut bernama Arumi. Perempuan cantik yang mampu menggoda rasa cinta Aril, sampai akhirnya mereka menjalin pertunangan.

Rintangan perjalan cinta mereka tidak sedikit. Pastinya dari keluarga Aril yang memang tinggal di Bali. Pernah suatu hari Ibu Aril mengumpat dan sangat menyakitkan Arumi.

"Mbak, mestinya cari pacar itu berkaca diri dulu. Biar tahu tampang buruknya. Kamu tahu kan siapa Aril? Ibarat tanah dengan langit. Tak sepadan dan tak mungkin menyatu. Hanya karena kamu saja perempuan rendahan."

Umpatan yang paling menyakitkan dari seorang perempuan yang dibilang berada, kaya. Seingat Arumi, walau ibunya miskin, tak sekalipun mengumpat seperti itu.

Dari kejadian itu, hampir sebulan Arumi, selalu mengelak bertemu dengan Aril. Ia tidak ingin menyakiti dan menjerumuskan Aril dalam kubangan prahara cinta.

#Bagaimana nasib Arumi dengan Aril? TUNGGU LANJUTANNYA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun