I KETUT MARIO, PENEMU TARI BALI OLEG TAMULILINGAN
Bapak,Ibu pernah menonton tari Bali Oleg Tamulilingan? Tarian berpasangan antara laki dan perempuan. Bagaimana tarian itu tercipta? Ini tidak lepas dari peran penemunya I Ketut Mario.
Siapakah I Ketut Maria. Mengutip dari sumber sejarahtaribali.blogspot.com I Ketut Maria diperkirakan lahir tahun 1897. Ia berasal dari  Banjar Belaluan, Denpasar. Karena himpitan ekonomi, I Ketut Mario beserta semua keluarga pindah menetap di Tabanan. Jadilah ayah dan ibunya sebagai pengayah (abdi) di Puri Kaleran. Sebagai abdi keluarga I Ketut Mario diberikan tempat tinggal di sekitar Puri.
Sayang I Ketut Maria semasih kecil ayahnya meninggal. Ia dan keluarganya kemudian dibesarkan oleh ibunya. Penguasa di Puri Anak Agung Made Kaleran, melihat bakat I Ketut Mario menari.
Akhirnya tahun 1906, Mario belajar menari pada dua orang guru tari yaituPan Candri dan Salit dari Mengwi Gede. Karena bakat menarinya, Mario kemudian sangat  cepat bisa menarikan sisia Calonarang dengan baik. Penampilannya sangat berkarakter dan dijiwai dengan baik, sehingga  penonton sangat menyukai.
Mario semakin dewasa. Dia kemudian bergabung dengan sekha gong (grup gamelan) Pangkung, tepatnya di selatan kantor Bupati Tabanan sekarang. Â Dia bergabung dengan penari I Gusti Rai Geredeg, I Nengah Gawang, Wayan Cekeg. Di tempat ini nama Mario makin berkibar.
Disamping sebagai penari, Mario menciptakan tarian. Salah satunya Tari Oleg Tamulilingan. Konon tarian ini juga terinspirasi saat Mario bertemu dengan tamu asing. Tamu ini menampilkan tari balet. Dia melihat tari balet itu lentur, energik tapi tetap ada unsur seni.
Sebagai anak muda tari Oleg Tamulilingan filosofinya tidak lepas dari amatannya tentang pasangan anak muda yang sedah bercinta, yang saling berkasihan, merayu dan terkadang bermain mesra.
Situasi ini kemudian ia ibaratkan sepasang kumpang (tamulilingan) yang bergerak lincah mengisap sari madu bunga yang bermekaran. Bunga itu tiada lain kesan perempuan yang cantik.
Tari Oleg Tamulilingan ini termasuk tari klasik atau tempo dulu yang termasuk rumit, sehingga menjadi dasar juga bagi penari. Konon kalau bisa menguasai tarian Oleg Tamulilingan, menguasai tari lain akan lebih muda.
Begitulah akhirnya I Ketut Mario beserta sekha gong Pangkung melanglang buana ke Eropa dan kebelahan dunia lainnya. Sayang I Ketut Mario tidak memiliki keturunan langsung. Nama besar ini kemudian dijadikan salah satu nama gedung kesenian di taman kota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H