Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Ingin Menyakitimu

26 Juli 2023   08:39 Diperbarui: 27 Juli 2023   15:43 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar pixabay.com (gratis)

"Tidak apa-apa. Saya mohon pamit. Keluarga telah menelpon." Lelaki ganteng itu terus meninggalkan Salsa dan Robert berdua.

"Bert, nanti saya jelaskan semuanya. Saya harus segera ke kantor. Jam istirahat sudah habis."

"Sebentar Salsa. Aku ingin permasalahan tuntas saat ini." Robert memegang tangan Salsa.

Salsa berupaya melepas genggaman Robert, sambil berucap. "Bert, mengertilah. Aku tidak bebas membuang waktu. Manajemen kantorku ketat. Apalagi aku memegang pembukuan." Walau kesel, Salsa masih menyalami tangan Robert. Ia terus meninggalkan Robert sendirian.
Robert memandangi Salsa yang kian menjauh. Dihempaskannya benda yang dipegangnya di pasir. Hatinya berkecamuk. Antara benci dan kerinduannya sama Salsa.

Menyusuri pantai Melasti, Robert melepas pandangan ke hamparan biru air laut. Perahu terlihat meliak-liuk di bawah terik matahari. Sambil memesan es lemon tea, Robert mencari tempat duduk di bawah pohon waru. Matanya nanar memperhatikan perahu yang bergoyang ditiup sepoi angin  akankah cintaku dengan Salsa seperti perahu itu? Oleng tiada henti. "Ungkap kegundahan hatinya."

Hampir se-jam Robert sendirian di pantai Sanur. Lalu lalang pengunjung tak menggoyahkan lamunannya. Sampai akhirnya ia dikejutkan oleh suara dering hp.
"Bert, kamu ndak kuliah?  Ini sudah sore. Katanya kamu kuliah jam tiga."

"O ya ma. Aku berangkat dari rumah temen. Males pulang ma. Macet di jalan." Mamanya bisa menerima. Robert menjadi lebih tenang menikmati suasana pantai Sanur. Namun ia masih tidak terima peristiwa siang tadi.

Hari-hari terus berlalu. Robert maupun Salsa sama-sama menahan diri. Mereka sama sekali tidak pernah saling telponan. Paling banter  kirim chat. Suatu hari Robert menerima sms dari Salsa. "Bagaimana kalau malam minggu kita ketemuan di kedai kopi Mamoto di pusat kota? Aku ingin masalah kita ada solusi." Robert tidak sabaran. Saking senengnya Robert menelpon Salsa.  Ia lupa bahwa hari itu hari kerja, sehingga telponnya tidak di balas. Akhirnya ia jawab lewat wa. "Ya, aku senang. Nanti jam 8 malam ya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun