Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kembang Api Terakhir

17 Juli 2023   15:53 Diperbarui: 17 Juli 2023   16:13 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya mas. Semoga bertemu". Niken memegang lengan adiknya menuju parkiran motor. Tak dinyana adiknya menggoda.

"Siapa tadi kak?. Pasti pacar ya".

"Us, sok tahu saja. Niken sedikit menjewer pipi adiknya, terus melaju menuju rumah.

Tepat tanggal tiga puluh satu, senja di taman kota masyarakat sudah mulai tumpah ruah. Mulai anak anak, remaja dan orang tua. Untung senja tidak turun hujan. Bunyi terompet dan kembang api sudah semarak. Malam ditandai sinar rembulan dan kerdipan bintang sudah tampak. Tanpa kota berhias cantic. Didandani lampu warna-warni. Lampion bergelantungan di beberap pohon. Ada yang dihiasi lampu kerlap-kerlip menambah indah suasana. Para pedagang asongan juga berbaur. Niken duduk sambil menunggu adiknya. Tidak berselang lama hp yang terselip di dompetnya berbunyi.

"Niken ada dimana?" Niken merasa ragu menjawab. Dilihatnya siapa yang menelpon.

O, Randu. Dia tidak enak mengabaikan.

 "Saya di pojok utara mas. Ya aku tunggu". Tidak berapa lama Randu sudah ada di depan Niken. Mereka duduk berdampingan, namun masih ada jarak. Pembicaraan mereka berdua dimulai hal-hal yag biasa. Tentang tahun baru yang bisa dirayakan dengan semarang sehabis bencana covid-19.

"Sama siapa". Randu memecah kebisuan.

"Biasa, sama adik". Niken melirik sambil berkata.

"Kirain sama pacar".

"Apa harus dengan pacar". Niken menjawab sedikit ketus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun