Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kau Gores Luka di Pelabuhan Buleleng

12 Juli 2023   14:41 Diperbarui: 12 Juli 2023   14:46 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"O, inginmu mendua?" Laras masih tak mau memandang Junet.

"Laras, aku belum selesai. Dengan surat yang ku tulis untukmu, ternyata kau menerima cintaku. Akhirnya surat yang ku tulis untuk Ratna batal ku kirim. Tak sebersitpun aku ingin mendua."

"Junet, aku menerima cintamu bukan semata karena penampilanmu, kelincahanmu. Tapi aku melihat dirimu apa adanya. Kau jujur. Kau tahu arti persahabatan. Kau juga kutu buku. Bukankah kau aktif di HMJ?"

"Trus, dengan penjelasan tadi, Laras masih ragu dengan cintaku?"

Laras memandangi Junet. Dia sesungguhnya tidak mungkin memutus hubungan cinta dengan Junet. Dia pria yang baik hati. Dia kemudian mendekati Junet dan memeluknya.

"Perempuan itu sensitif Junet. Dia tidak mudah meyakinkan dirinya sendiri. Apalagi meyakini perkataan orang lain."

"Laras, aku juga laki-laki yang tidak mau seenaknya mempermainkan perempuan. Apalagi perempuan sepertimu. Tapi kalau Laras tidak mempercayaiku lagi, aku serahkan keputusannya kepadamu. Buat apa aku mencintai Laras, sementara dirimu sudah tidak mencintaimu lagi."

Laras termangu mendengar ucapan Junet. Junet memang laki-laki yang setia dan jujur. Ia lalu mendekati Junet.

"Jun, maafkan aku. Aku terbawa emosi, ketika surat itu kutemukan di buku catatanmu. Aku mencintaimu. Aku percaya akan kejujuranmu. Maafkan aku Jun."

Junet balik memeluk Laras. Satu kecupan jatuh di kening Laras. Deburan ombak menjadi saksi kesetiaan mereka.

Lalu Junet berkata. " Laras, ternyata luka yang kau gores di pelabuhan Buleleng, hanyalah berkah yang menyembuhkan cinta kita dari cemburu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun