Mohon tunggu...
Devsar Kusuma
Devsar Kusuma Mohon Tunggu... -

Bagi saya, hidup terlalu singkat untuk dilewatkan dengan biasa - biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apa Masalah Daerah Terpencil ini? Lifestory Based On The Field

11 Mei 2017   00:03 Diperbarui: 11 Mei 2017   01:39 3362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian saya pergi ke rumah selanjutnya dan mulai mendata di rumah tersebut, pada saat saya keluar dari rumah panggung yang terbuat dari kayu untuk melakukan pengecekkan air sumur  di depan rumah itu saya kaget bukan main.warnanya tidak jernih ataupun kuning, tapi hitam! Langsung saya timba air yang hitam tersebut dan saya rasa airnya rasanya kecut. “ tante, kita masih pake kah ini air? Maunya jangan mi ini air di pakai karena hitam warnanya baru lain – lain rasanya. Kita nda takut kena penyakit kah kalau pake ini air sumur tante?” dan ibu tersebut menjawab “ bagaimana mau ambil air nak, setengah mati  juga kita mau pergi – pergi ambil air jernih di sumur lain jauh sekali baru berat. Masih bisa ji sa pakai ini untuk mencuci, masak berasku dengan mandi

Rendahnya akses air bersih terlihat jelas sekali di desa ini, mungkin di dusun  1 mereka punya sumur yang airnya jernih tapi bagaimana dusun lain? Mau ambil air jalan kaki yang berkilo – kilo di tambah berat angkatnya? Mungkin ada sebagian warga yang mampu tapi bagaimana yang kasusnya seperti tadi dan itu malah membahayakan kesehatan keluarga tersebut selama berhari – hari berbulan – bulan bahkan mungkin bertahun –tahun kalau tidak ada program yang di jalankan untuk mengatasi masalah air sumur itu.

Ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa masih banyak daerah yang berada di pelosok yang belum mendapatkan fasilitas yang mumpuni dari pemerintah baik dari lingkungan maupun  fasilitas kesehatannya.

dsc-0464-jpg-591346a2fe22bd7a6791c32d.jpg
dsc-0464-jpg-591346a2fe22bd7a6791c32d.jpg
Namun, yang menarik dari Pengalaman Belajar Lapangan ini adalah saya bertemu dengan sosok ibu yang sangat menjadi panutan yang baik bagi saya. Dia adalah ibu desa Wonua Kongga. Saya rasa ibu desa membawa pengaruh besar dalam hidup saya. Bagaimana tidak? Sebelumnya saya tidak pernah menyangka bahwa saya akan di tempatkan didaerah terpencil seperti ini. Saya pun tidak habis pikir akan mengalami pengalaman yang tidak akan saya lupakan yang sarat akan pelajaran hidup yang saya dapatkan. Terutama, BELAJAR ARTI SABAR

Ibu desa selalu bercerita tentang kehidupan masa lalunya hingga kini, dimana dia telah hidup bersama warga desa Wonua Kongga selama puluhan tahun dan tetap setia bersama warga ini. Pahit manisnya kehidupan sudah dia rasakan dan perlu saya akui tegarnya ibu desa dalam menghadapi permasalahannya.

Dia tidak mengingatkan  saya tentang  arti kehidupan, tetapi menyadarkan saya arti hidup ini.

Ibu desa bercerita desa meraka pernah ditipu oleh perusahaaan tambang, mengingat daerah desa Wonua Kongga memiliki Sumber daya Alam yakni, nikelnya sampai sekarang . Perusahaan tersebut juga tidak memiliki ijin AMDAL tetapi sudah memiliki perizinan dari pemerintah. Saya pun juga sendiri bingung, apakah perusahaan tambang diperbolehkan beroperasi jika tidak memiliki AMDAL?

Saya rasa banyak sekali persoalan di desa ini tetapi belum ada penyelesaiannya sampai sekarang. Memang ini adalah kewajiban pemerintah, tetapi bukan berarti  sepenuhnya kita harus berharap dengan pemerintah saja. Baiknya kita sebagai generasi penerus bangsa memiliki andil dalam menangani permasalahan seperti ini.

Karena kalau bukan kita siapa lagi? dan kalau bukan sekarang kapan lagi?

Untuk itu mari kita memberikan solusi dan menuangkannya di dalam aksi untuk bisa membantu masyarakat desa ini! Apapun itu aksi tetaplah bermanfaat apabila dikerjakan terlebih dapat bermanfaat bagi orang lain !

*note : 

sebenarnya saya ingin menyertakan dengan foto-foto yang lain tetapi karena ukuran filenya sangat besar jadi mohon maklum :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun