Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencurahkan potensi kita untuk orang lain. Kehidupan adalah kesempatan untuk kita berbagi suka dan duka dengan orang yang kita sayangi. Kehidupan adalah kesempatan untuk member manfaat bagi orang lain. Karena hidup adalah sebuah kesempatan!” – @Devsar_
Merupakan suatu keberuntungan yang teramat sangat ketika saya mendapatkan posko desa kegiatan PBL yang sangat terpencil di antara desa lainnya tepatnya di Desa Wonua Kongga, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan, Kendari.
terbayang penghasilan perbulan tidak cukup 100 ribu ? Disitu hati saya sangat terpukul, mungkin kalau 100 ribu itu bisa saya habiskan untuk 2 hari apalagi apa – apa sudah mulai mahal, tapi nenek ini biar 100 ribu dalam satu bulan mau dapat sebesar itu susahnya bukan main, Subhanallah! Tapi satu hal yang saya salut sama nenek ini semangatnya untuk bertahan hidup di usianya yang sudah uzur masih membara.
Nenek – nenek saja masih semangat berjuang untuk hidupnya, kenapa saya tidak?
Apalagi penyakitnya anak muda jaman sekarang ini sedikit – sedikit kalau ada cobaan pasti bawaannya down akhirnya malas – malas terus menyerah. Subhanallah semoga saya nda dapat penyakit seperti ini sekarang ataupun nanti
Kemudian saya pergi ke rumah selanjutnya dan mulai mendata di rumah tersebut, pada saat saya keluar dari rumah panggung yang terbuat dari kayu untuk melakukan pengecekkan air sumur di depan rumah itu saya kaget bukan main.warnanya tidak jernih ataupun kuning, tapi hitam! Langsung saya timba air yang hitam tersebut dan saya rasa airnya rasanya kecut. “ tante, kita masih pake kah ini air? Maunya jangan mi ini air di pakai karena hitam warnanya baru lain – lain rasanya. Kita nda takut kena penyakit kah kalau pake ini air sumur tante?” dan ibu tersebut menjawab “ bagaimana mau ambil air nak, setengah mati juga kita mau pergi – pergi ambil air jernih di sumur lain jauh sekali baru berat. Masih bisa ji sa pakai ini untuk mencuci, masak berasku dengan mandi”
Rendahnya akses air bersih terlihat jelas sekali di desa ini, mungkin di dusun 1 mereka punya sumur yang airnya jernih tapi bagaimana dusun lain? Mau ambil air jalan kaki yang berkilo – kilo di tambah berat angkatnya? Mungkin ada sebagian warga yang mampu tapi bagaimana yang kasusnya seperti tadi dan itu malah membahayakan kesehatan keluarga tersebut selama berhari – hari berbulan – bulan bahkan mungkin bertahun –tahun kalau tidak ada program yang di jalankan untuk mengatasi masalah air sumur itu.
Ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa masih banyak daerah yang berada di pelosok yang belum mendapatkan fasilitas yang mumpuni dari pemerintah baik dari lingkungan maupun fasilitas kesehatannya.
Ibu desa selalu bercerita tentang kehidupan masa lalunya hingga kini, dimana dia telah hidup bersama warga desa Wonua Kongga selama puluhan tahun dan tetap setia bersama warga ini. Pahit manisnya kehidupan sudah dia rasakan dan perlu saya akui tegarnya ibu desa dalam menghadapi permasalahannya.
Dia tidak mengingatkan saya tentang arti kehidupan, tetapi menyadarkan saya arti hidup ini.
Ibu desa bercerita desa meraka pernah ditipu oleh perusahaaan tambang, mengingat daerah desa Wonua Kongga memiliki Sumber daya Alam yakni, nikelnya sampai sekarang . Perusahaan tersebut juga tidak memiliki ijin AMDAL tetapi sudah memiliki perizinan dari pemerintah. Saya pun juga sendiri bingung, apakah perusahaan tambang diperbolehkan beroperasi jika tidak memiliki AMDAL?
Saya rasa banyak sekali persoalan di desa ini tetapi belum ada penyelesaiannya sampai sekarang. Memang ini adalah kewajiban pemerintah, tetapi bukan berarti sepenuhnya kita harus berharap dengan pemerintah saja. Baiknya kita sebagai generasi penerus bangsa memiliki andil dalam menangani permasalahan seperti ini.
Karena kalau bukan kita siapa lagi? dan kalau bukan sekarang kapan lagi?
Untuk itu mari kita memberikan solusi dan menuangkannya di dalam aksi untuk bisa membantu masyarakat desa ini! Apapun itu aksi tetaplah bermanfaat apabila dikerjakan terlebih dapat bermanfaat bagi orang lain !
*note :
sebenarnya saya ingin menyertakan dengan foto-foto yang lain tetapi karena ukuran filenya sangat besar jadi mohon maklum :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H