Dari sekian cerita yang saya tulis sebelumnya, bisakah ditebak, tanpa apa maksudnya yang akan mengancam eksistensi Pariwisata? Baiklah, sebelum menjawab itu, saya akan kembali lagi ke teori. Teori pariwisata menegaskan bahwa setidaknya ada 4 komponen ditambah 1 pendukung untuk mengembangkan pariwisata. Keempat hal itu yakni: Attractions, Accessabilities, Ancillarries, Amenities ditambahCommunity Participation. Namun, menurut pendapat saya, ada lagi satu hal yang menjadi magnet terbesar dalam menarik wisatawan, sesuatu yang membuatnya atraktif dan hanya dimiliki oleh satu destinasi itu. Apalagi kalau bukan: UNIQUENESS
Dari seluruh destinasi yang saya jabarkan sebelumnya, semuanya selalu memiliki ciri khas tersendiri, tidak meniru, tidak menjiplak dan hanya dia satu-satunya. Mereka memiliki ciri khas dan mempertahankannya. Ini mirip dengan ilmu manajemen “Branding”, memberikan label tersendiri yang menjadi ciri khas produk.
Ingat juga bahwa tujuan para traveler berwisata adalah menjumpai keunikan dan keaslian suatu daya tarik. Dengan ini, sebenarnya kita tidak perlu takut dengan senggolan Negara tetangga yang pernah ingin “mencuri” daya tarik negeri kita, karena para traveler sejati pastinya lebih memilih yang asli dibanding yang KW. Namun, kita juga tidak bisa santai-santai begitu saja jika satu-persatu budaya kita dicomot, bahkan sebaiknya kita semakin waspada dari sisi internal. Bisa dilihat saat ini restoran dan beberapa akomodasi di daerah wisata di Indonesia justru dengan bangganya menggunakan arsitektur Eropa atau Negara lainnya yang sama sekali tidak mencirikan Indonesia.Itu yang sangat mengkhawatirkan. Itu yang sebenarnya sangat disayangkan, karena di satu sisi tujuan turis berwisata adalah melihat hal yang baru, lalu apa jadinya jika mereka datang ke Indonesia dan melihat segalanya mirip seperti di negaranya?
Uniqueness is the main point, create and enhance it. Tidak perlu susah payah untuk menciptakan branding, kita bisa mengutip sedikit dari Alice Temperley:
"You have to stay true to your heritage, that's what your brand is about"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H