Mohon tunggu...
Devlin Aldyandi
Devlin Aldyandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D-IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja UNUSA

Perkenalkan nama saya Devlin Aldyandi (NIM: 2440022004) mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, pada Prodi D-IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan. Saya akan menulis beberapa artikel yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman saya, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Selamat membaca, terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

27 Oktober 2022   00:01 Diperbarui: 27 Oktober 2022   00:18 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Neumokoniosis, yang disebabkan debu mineral pembentuk jarinan parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis.
- Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner), yang disebabkan oleh debu logam keras.
- Alveolitis alergika, yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik.
- Kanker paru atau mesotelioma, yang disebabkan oleh asbes.
- Asma akibat kerja, yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang berada dalam proses pekerjaan.

2. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

P3K (First Aid) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik, yang berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K yang pertama melihat korban.

Tujuan P3K:

- Menyelamatkan nyawa korban.
- Meringankan penderitaan korban.  
- Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah.
- Mempertahankan daya tahan korban. 

Tindakan Pokok P3K:

- Jangan panik dan bertindak cekatan.
- Perhatikan nafas korban, jika terhenti lakukan nafas buatan.
- Hentikan pendarahan. Pendarahan pada pembuluh besar dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 3-5 menit. Hentikan pendarahan dengan menekan luka menggunakan kain sekuat-kuatnya dan posisikan luka pada posisi yang lebih tinggi.
- Perhatikan tanda-tanda shock. Bila shock, terlentangkan dengan posisi kepala lebih rendah. Bila muntah-muntah dan setengah sadar, letakkan posisi kepala lebih bawah.
- Jangan memindahkan korban terburu-buru. Sebelum memindahkan korban pastikan luka yang dialami korban. Jangan sampai menambah cidera korban. 

3. Pemadam Kebakaran
Pemadaman kebakaran/PMK adalah petugas atau dinas yang dilatih dan bertugas untuk menanggulangi kebakaran. Terdapat 3 cara untuk mengatasi/memadamkan kebakaran, yaitu:

- Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkan atau menjauhkan bahan/benda-benda yang mudah terbakar.
- Cara pendinginan yaitu cara memadamkan kebakaran dengan menurunkan panas atau suhu. Bahan airlah yang paling dominan digunakan dalam menurunkan panas dengan cara menyemprotkan atau menyiramkan air ke titik api.
- Cara isolasi/lokalisasi yaitu cara memadamkan kebakaran dengan mengurangi kadar/persentase O2 pada benda-benda yang terbakar.

Bahan Pemadam kebakaran yang banyak dijumpai dan dipakai saat ini antara lain: 

- Bahan pemadam air. Bahan pemadam jenis ini mudah didapat, harga murah, dapat digunakan dalam jumlah yang tak terbatas bahkan tidak perlu beli/gratis. Keuntungan menggunakan bahan air yaitu sebagai media pendingin yang baik dan dapat juga menahan/menolak dan mengusir masuknya oksigen apabila dikabutkan. Sedangkan kelemahannya yaitu air dapat mengantarkan listrik, merusak barang berharga seperti alat elektronik dan juga kurang bagus jika digunakan di kapal karena dapat mengganggu keseimbangannya. Air juga dapat menambah panas apabila terkena karbit kopramentah, atau bahan-bahan kimia tertentu.  
- Bahan pemadam busa (foam). Bahan pemadam jenis foam efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B (minyak, solar, dan cairnya), untuk memadamkan kebakaran benda padat (Kelas A) kurang baik. Seperti diketahui bahwa pemadam kebakaran dengan bahan busa adalah dengan cara isolasi yaitu mencegah masuknya udara dalam proses kebakaran (api), dengan menutup/menyelimuti permukaan benda yang terbakar sehingga api tidak mengalir.
- Bahan pemadam gas CO2. Bahan pemadam kebakaran CO2 atau karbon dioksida berupa gas dan dapat digunakan untuk memadamkan segala jenis kebakaran terutama kelas C. Dengan menghembuskan gas CO2 akan dapat mengusir dan mengurangi persentase oksigen (O2) yang ada di udara sampai 12 % – 15 %-. Gas CO2 ini lebih berat dari pada udara dan seperti gas-gas lain tidak menghantar listrik, tidak berbau dan tidak meninggalkan bekas/bersih.
- Bahan pemadam powder kering (Dry chemical). Dry chemical dapat digunakan untuk semua jenis kebakaran, tidak berbahaya bagi manusia/binatang karena tidak beracun. Bahan dry chemical disebut sebagai bahan pemadam kebakaran yang berfungsi ganda (multi purpose extinguisher).
- Bahan pemadam Gas Halogen (BCF). Alat Pemadam Api Ringan jenis Halon 1211 (BCF/ Carbon, Flourine, Chlorine, Bromide). Halon 1211 (BCF) biasanya dipasang di dinding-dinding kantor dalam bentuk Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan efektif digunakan pada ruangan, karena dalam pemadaman kebakaran bersifat mengisolir oksigen, di samping itu gas halon sangat baik karena tidak bersifat merusak dan bersih.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun