Tahukah kalian bahwa menurut Muh Farozin selaku Ketua Umum Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (PB ABKIN), Indonesia kekurangan sebanyak 242 ribu guru Bimbingan dan Konseling? Oleh karena itu, profesi sebagai guru Bimbingan dan Konseling dapat menjadi pilihan karir bagi kalian para mahasiswa.
Nah, untuk dapat menjadi seorang guru Bimbingan dan Konseling, kalian juga harus tau salah satu keterampilan penting yang wajib dikuasai yaitu komunikasi terapeutik.
Apa sih komunikasi terapeutik dalam konseling itu?Â
Menurut Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang menyembuhkan. Artinya, seorang konselor diharapkan dapat memberikan komunikasi yang solutif dan tidak semakin menambah masalah.
Tujuan Komunikasi Terapeutik
1. Realisasi diri, penerimaan diri, dan rasa hormat pada diri sendiri.
2. Identitas diri yang jelas dan integritas diri yang tinggi.
3. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling tergantung, dan mencintai.
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan yang memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistis.
Macam-macam Keterampilan dalam Komunikasi Terapeutik
1. Keterampilan Attending
Keterampilan attending adalah perhatian penuh yang harus diberikan oleh konselor kepada konseli. Tujuan keterampilan ini adalah supaya konseli merasa diterima dan menciptakan suasana yang nyaman untuk konseli.
Perilaku attending yang baik antara lain:
-Anggukan kepala menandakan itikat yang tulus untuk mendengarkan secara aktif,
-Ekspresi wajah yang tenang dan menyejukkan, posisi tubuh dekat dengan konseli dan agak condong ke arah konseli,Â
-Gerakan tangan yang luwes, berbicara dengan tenang tanpa memutus pembicaraan, dan
-Penggunaan pilihan kata dan intonasi yang tepat yang menunjuk pada sikap penerimaan.
2. Keterampilan Membuka Percakapan
Keterampilan membuka percakapan merupakan keterampilan yang digunakan untuk mengajak memulai proses konseling. Konselor mempersilahkan konseli untuk menjelaskan masalah yang ingin dibicarakan.
3. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan konselor dalam membantu konseli untuk memperoleh pemahaman yang baik dengan mengajukan pertanyaan, baik terbuka maupun tertutup. Perbedaan pertanyaan terbuka dan tertutup, yaitu:
-Pertanyaan terbuka
Pertanyaan yang memungkinkan jawaban yang terbuka dan lebih luas.Â
Contoh pertanyaan:Â Bagaimana perasaanmu ketika dia menyakitimu?
-Pertanyaan tertutup
Pertanyaan yang dapat dijawab dengan jawaban tertentu saja seperti ya atau tidak.
Contoh pertanyaan:Â Apakah kamu merasa sedih?
4. Keterampilan Restatment
Keterampilan Restatment merupakan pengulangan dari pernyataan konseli yang bertujuan untuk menegaskan.
Contoh:Â
•Konseli: Saya bingung, apakah saya akan bisa menanggung aib ini
•Konselor: Bingung ...? Menanggung aib?
5. Keterampilan Empati
Keterampilan empati merupakan keterampilan konselor untuk memahami perasaan konseli dan menempatkan diri dalam posisi konseli.Â
6. Keterampilan klarifikasi
Keterampilan klarifikasi adalah keterampilan untuk memastikan kembali apa yang sedang dirasakan dan dialami oleh konseli.
Contoh:
•Konseli: Saya merasa memikul bumi dan seisinya
•Konselor: Apa yang kamu maksud dengan bumi dan seisinya?
7. Keterampilan Genuine
Keterampilan genuine merupakan perilaku dan ungkapan kejujuran mengenai pikiran dan perasaan konselor kepada konseli.
8. Keterampilan Refleksi
Keterampilan refleksi merupakan keterampilan memantulkan kembali apa yang dirasakan oleh konseli.
Contoh:
•Konseli: Saya merasa sedih dengan meninggalnya kedua orang tua saya.
•Konselor: Nampaknya kamu sedih dengan meninggalnya kedua orang tuamu.
9. Keterampilan Konfrontasi
Keterampilan konfrontasi adalah keterampilan untuk menunjukkan ada yang tidak konsisten dari apa yang telah diungkapkan oleh konseli. Misalkan seorang konseli mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, tetapi dia justru menangis. Pada saat itu konselor harus mengerti dan mengungkapkan ketidaksesuaian tersebut.
10. Keterampilan Merangkum
Keterampilan merangkum adalah keterampilan seorang konselor untuk memahami isi dari konseling kemudian membuat kesimpulan untuk disampaikan di akhir sesi konseling.
Itu dia berbagai keterampilan dalam komunikasi terapeutik. Mendalami dan menerapkannya tentu tidak semudah membalikkan tangan. Tetapi, kita harus bisa untuk membiasakan diri agar dapat menciptakan konseling yang lebih baik.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI