Bagian kedua menggambarkan Asmara Jati, adik dari Laut, dari sudut pandang yang berbeda. Asmara mengalami trauma dan kesedihan yang parah. Pada tahun 2000, dua tahun setelah Laut dan tiga belas temannya menghilang. Asmara dan teman-temannya mendirikan organisasi khusus untuk orang yang menghilang secara paksa, seperti kakaknya. Ia bekerja sama dengan keluarga dan orang tua teman laut yang hilang.
Asmara Jati harus berperang dengan batinnya dalam menghadapi kedua orang tuanya yang tidak menganggap keberadaannya setelah mengetahui hilangnya sang kakak, Biru Laut. Asmara juga harus menghadapi sikap para orang tua aktivis yang belum bisa menerima kehilangan anaknya.
Karya novel ini memiliki nilai estetika yang tinggi karena menggabungkan elemen cerita seperti petualangan, misteri, dan pemikiran filosofis. Dengan menggunakan bahasa yang puitis, seperti kata jadul atau lawas dapat membuat bahasa menjadi berat. Serta menjadikan kosa kata baru bagi pembaca sehingga membuat pembaca harus teliti.
Laut Bercerita juga membuat para pembaca membangkitkan imajinasi seolah-olah merasakan yang dialami oleh tokoh. Novel ini juga memiliki potensi untuk di adaptasi menjadi sebuah karya seperti film atau teater.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H