Rusak tatanan, karena sudah tak ada yang pantas ditiru
Aturan diterjang, para bijak dan cendekia malah terbawa arus
Larut dalam zaman keraguan, keadaan pun mencekam
Dunia pun dipenuh beragam ancaman.
(Serat Kalatidha bait 1)
Salah satu penyebab utama dari ketidakpastian dalam era Kalatidha adalah hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin dan institusi. Ketika pemimpin tidak dapat memenuhi harapan rakyat, muncul perasaan skeptisisme dan kekecewaan. Ranggawarsita menggambarkan bagaimana desas-desus dan kabar angin dapat mempengaruhi keputusan orang-orang dalam masyarakat, menciptakan kebingungan lebih lanjut.
Dalam konteks ini, Ranggawarsita juga menekankan pentingnya introspeksi diri. Ia mendorong individu untuk merenungkan tindakan mereka dan mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat. Dengan demikian, meskipun era Kalatidha penuh dengan tantangan, ada harapan untuk menemukan jalan keluar melalui kesadaran diri dan moralitas.
2. Era Kalabendhu
 Kalabendhu atau zaman yang penuh dengan bebendu (bencana) menjadi puncak dari zaman Kalatidha atau zaman yang penuh dengan keraguan. Kalabendhu adalah era yang menggambarkan kondisi di mana norma-norma sosial dan moral telah hilang. Dalam karyanya, Ranggawarsita menyebutkan bahwa pada masa ini, masyarakat mengalami kehampaan moral yang parah. Ketidakadilan menjadi hal yang biasa, dan korupsi merajalela di berbagai lapisan pemerintahan. Ranggawarsita menekankan bahwa dalam Kalabendhu, para pemimpin sering kali menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk kepentingan pribadi, sementara rakyat kecil semakin terpinggirkan.
Salah satu ciri khas dari Kalabendhu adalah hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin dan institusi. Ketika pemimpin tidak dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, muncul perasaan skeptisisme dan kekecewaan di kalangan rakyat. Ranggawarsita menggambarkan situasi ini sebagai "zaman edan," di mana akal sehat diremehkan dan nilai-nilai moral tidak lagi dihormati.
Penyebab utama dari kehancuran dalam era Kalabendhu adalah erosi tata nilai yang terjadi di masyarakat. Ranggawarsita mencatat bahwa ketika norma-norma kehidupan tidak lagi dijunjung tinggi, masyarakat akan terjerumus ke dalam keadaan kekacauan. Dalam Serat Kalatidha, ia mengekspresikan keprihatinan terhadap hilangnya teladan dalam kepemimpinan dan pendidikan. Banyak cerdik pandai yang terbawa arus zaman yang penuh keraguan, sehingga mereka tidak mampu memberikan bimbingan yang diperlukan.