Mohon tunggu...
Devita Wijayanti
Devita Wijayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010180

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ranggawarsita Tiga Era, Kalasuba, Katatidha, Kalabendhu, dan Fenomena Korupsi di Indonesia

28 Oktober 2024   23:51 Diperbarui: 28 Oktober 2024   23:51 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul PPT Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Rusak tatanan, karena sudah tak ada yang pantas ditiru

Aturan diterjang, para bijak dan cendekia malah terbawa arus

Larut dalam zaman keraguan, keadaan pun mencekam

Dunia pun dipenuh beragam ancaman.

(Serat Kalatidha bait 1)

Salah satu penyebab utama dari ketidakpastian dalam era Kalatidha adalah hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin dan institusi. Ketika pemimpin tidak dapat memenuhi harapan rakyat, muncul perasaan skeptisisme dan kekecewaan. Ranggawarsita menggambarkan bagaimana desas-desus dan kabar angin dapat mempengaruhi keputusan orang-orang dalam masyarakat, menciptakan kebingungan lebih lanjut.

Dalam konteks ini, Ranggawarsita juga menekankan pentingnya introspeksi diri. Ia mendorong individu untuk merenungkan tindakan mereka dan mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat. Dengan demikian, meskipun era Kalatidha penuh dengan tantangan, ada harapan untuk menemukan jalan keluar melalui kesadaran diri dan moralitas.

2. Era Kalabendhu

 Kalabendhu atau zaman yang penuh dengan bebendu (bencana) menjadi puncak dari zaman Kalatidha atau zaman yang penuh dengan keraguan. Kalabendhu adalah era yang menggambarkan kondisi di mana norma-norma sosial dan moral telah hilang. Dalam karyanya, Ranggawarsita menyebutkan bahwa pada masa ini, masyarakat mengalami kehampaan moral yang parah. Ketidakadilan menjadi hal yang biasa, dan korupsi merajalela di berbagai lapisan pemerintahan. Ranggawarsita menekankan bahwa dalam Kalabendhu, para pemimpin sering kali menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk kepentingan pribadi, sementara rakyat kecil semakin terpinggirkan.

Salah satu ciri khas dari Kalabendhu adalah hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin dan institusi. Ketika pemimpin tidak dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, muncul perasaan skeptisisme dan kekecewaan di kalangan rakyat. Ranggawarsita menggambarkan situasi ini sebagai "zaman edan," di mana akal sehat diremehkan dan nilai-nilai moral tidak lagi dihormati.

Penyebab utama dari kehancuran dalam era Kalabendhu adalah erosi tata nilai yang terjadi di masyarakat. Ranggawarsita mencatat bahwa ketika norma-norma kehidupan tidak lagi dijunjung tinggi, masyarakat akan terjerumus ke dalam keadaan kekacauan. Dalam Serat Kalatidha, ia mengekspresikan keprihatinan terhadap hilangnya teladan dalam kepemimpinan dan pendidikan. Banyak cerdik pandai yang terbawa arus zaman yang penuh keraguan, sehingga mereka tidak mampu memberikan bimbingan yang diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun