Sayang sekali, kasus itu kemudian ditarik ke ranah politik. Setya Novanto memundurkan diri dari kursi Ketua DPR RI, sementara Sudirman Said direshuffle.Gilanya, beberapa saat kemudian, Setya Novanto melakukan manuver lagi untuk menurunkan Akom dan menduduki kursi Ketua DPR RI lagi, sekaligus namanya dibersihkan. Sudirman Said bahkan tak ragu (dalam beberapa cuitannya di twitter) untuk mengatakan Setya Novanto sebagai makhluk bermasalah (meski tidak sebut nama). Ia tetap tampil "elegan" meski tak cukup memiliki proteksi politik yang tinggi.
Banyak kerja-kerja Sudirman Said sebagai wujud dari integritas dan komitmennya untuk peran melawan korupsi, meski sebagian besar berupa konsep, sistem, dan lembaga yang memberikan sumbangan untuk pemberantasan korupsi di Indonesia. Artinya, berbicara integritas dan komitmen anti-korupsi, tak perlu meragukan Sudirman Said sebagai sosok yang berpengalaman dan konsisten. Ia tidak hanya berbicara "saya tidak korupsi", tapi apa yang sudah dilakukannya menunjukkan komitmen tersebut. Ia tidak hanya lantang, "saya musuh korupsi", sementara namanya disebutkan dalam lingkaran kasus dan skandal korupsi (sebagaimana nama beberapa Gubernur yang ditengarai ikut menikmati dana haram skandal e-KTP).
 Artinya, Sudirman Said berintegritas dan konsisten terhadap pemberantasan korupsi; dua modal utama yang mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H